Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kadistrik Papua Itu Meninggal karena Jantung

Kompas.com - 28/11/2012, 19:37 WIB
Kontributor Bandung, Rio Kuswandi

Penulis

BANDUNG, KOMPAS.com - Amandanus Yokaf (53), Kepala Distrik Teluk Arguni Bawah, Merauke, Papua Barat meninggal mendadak saat mengikuti Diklat Kepemimpinan Tingkat III Angkatan ke IV, di aula Hotel Posters Jalan PHH. Mustopa No 33, Bandung, Jawa Barat, Rabu, (28/11/2012), sekitar pukul 08.00 WIB.

Setelah pihak kepolisian melakukan penyelidikan, ternyata pria kelahiran 11 Januari 1959 itu diduga meninggal karena serangan jantung. Informasi itu berdasarkan keterangan dari Dr. Erwin di Rumah Sakit Santo Yusuf, Rabu, (28/11/2012). Hal itu diperkuat dengan informasi istrinya via sambungan telepon yang menyatakan Amandus memiliki riwayat penyakit jantung.

"Istrinya kaget mendapat kabar buruk itu. Sang istri sudah menduga kalau suaminya itu meninggal karena serangan jantung, sebab korban pernah memiliki penyakit itu," ujar Efendi, salah satu pengajar diklat, kepada wartawan di Rumah Sakit Santo Yusup, Jalan Cikutra, Bandung, Rabu, Jawa Barat, Rabu,(28/11/2012).

Efendi melanjutkan, saat menjalani pelatihan diklat, korban terlihat sehat-sehat saja, tidak terlihat seperti orang yang mengidap penyakit jantung. Selain itu, korban juga merupakan orang yang periang. "Kemarin sebelum meninggal, korban juga sempat bercanda-canda dengan teman-temannya di asrama," jelasnya.

Diklat ini diselenggarakan Pusdiklat Kementrian Nasional Regional Bandung dengan diikuti sebanyak 42 peserta yang berasal dari Cianjur, Sumedang, Lampung, Kalimantan, Papua. Diklat dilaksanakan selama enam minggu. Amandus meninggal di minggu ketiga.

Setelah diberitakan, Amandus sebelum meninggal, meminta izin keluar saat awal perkuliahan berlangsung. "Niatnya membeli obat ke warung, ketika akan kembali lagi ke kelas, korban langsung membungkuk kesakitan," jelas Kanit Reskrim Ajun Komisaris Polisi (AKP) Cibeunying Kaler, Ahmad Gunawan kepada wartawan, Rabu (28/11/2012).

Petugas keamanan lokasi diklat terheran-heran ketika melihat korban membungkuk kesakitan. Korban muntah-muntah dan langsung tertidur pingsan. "Petugas keamanan langsung menghampiri korban, sementara yang lainnya menginformasikan kepada para pendidik dan peserta diklat," katanya.

Seluruh peserta diklat yang berjumlah 42 orang beserta staf pengajar yang jumlanya lebih dari 10 orang itu langsung keluar dari ruangan untuk menghampiri korban. Mereka kemudian membawa Amandus ke RS. Santo Yusuf, Jalan Cikutra, Bandung sekitar pukul 08.19 WIB.

Menurut Ahmad, saat dibawa ke rumah sakit, almarhum masih bernafas. Namun, setelah 10 menit tiba di rumah sakit, korban diketahui sudah tidak bernyawa. Amandus meninggal dunia pukul 08.40 WIB.

"Pihak dokter pun tengah berusaha menyelamatkan nyawa korban, tapi ketika ditangani dengan alat pemacu jantung, kondisi korban semakin melemah. Akhirnya nyawa korban tidak dapat diselamatkan," pungkasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com