Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gubernur Hilang Akal Soal Danau Tondano

Kompas.com - 22/11/2012, 12:52 WIB
Kontributor Manado, Ronny Adolof Buol

Penulis

MANADO, KOMPAS.com - Gubernur Sulawesi Utara, SH Sarundajang mengaku kehilangan akal menangani pertumbuhan eceng Gondok di Danau Tondano, Sulawesi Utara. Hal tersebut disampaikan oleh Gubernur ketika memberikan sambutan pada Acara Pencanangan Perlindungan Sumber Mata Air Desa Kali, Kecamatan Pineleng, Minahasa, Kamis (22/11/2012).  

"Kondisi Danau Tondano kini semakin parah, laju pertumbuhan enceng gondok sudah hampir menutupi sebagian besar danau itu. Saya seperti kehilangan akal menangani permasalahan tersebut," ujar Gubernur di hadapan Menteri Lingkungan Hidup RI, Balthasar Kambuaja yang turut hadir.  

Danau Tondano yang merupakan danau terbesar di Sulawesi Utara itu kini mengalami proses pendangkalan hebat karena pertumbuhan enceng gondok yang sudah tak terkendali. Diperkirakan lebih dari 200 hektar dari 4.278 hektar luas danau Tondano kini telah tertutupi enceng gondok, dengan laju pertumbuhan sebesar 3 persen perhari.  

Berdasarkan catatan pada 1923 kedalaman Danau Tondano rata-rata 40 meter. Namun, pada 2011 kedalaman rata-ratanya tinggal 12 meter. Kondisi ini membuat pemerintah Provinsi Sulawesai Utara mengeluarkan berbagai upaya menyelamatkan kelestarian danau yang menjadi sumber air utama di daerah Minahasa dan Manado.  

"Oleh karena itu saya berharap pemerintah pusat melalui Kementerian Lingkungan Hidup dapat membantu upaya penyelamatan Danau Tondano," ujar Sarundajang.  

Menteri Lingkungan Hidup, Balthasar Kambuaja menanggapi bahwa Danau Tondano sudah masuk dalam proyek program penyelamatan danau di Indonesia bersama 15 danau lainnya yang juga kritis.  "Danau Tondano memang sudah kritis dan sudah masuk dalam program penyelamatan danau Indonesia bersama Danau Sentani di Papua, Danau Toba di Sumatera serta belasan danau lainnya yang perlu memang diselamatkan," ujar Kambuaja. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com