Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Daging Sapi Langka, Pedagang Mulai Panik

Kompas.com - 18/11/2012, 02:27 WIB

jakarta, kompas - Pedagang daging sapi melanjutkan mogok berjualan di hari Sabtu (17/11). Mereka berharap pemerintah segera merespons kelangkaan pasokan daging dan tingginya harga jual daging. Mogok dagang ini juga berimbas ke sejumlah pedagang makanan berbahan baku daging sapi.

Sekretaris Asosiasi Pedagang Daging Indonesia (APDI) Wilayah DKI Jakarta Sutisna mengatakan, pihaknya berharap pemerintah memperhatikan pasokan daging sapi. ”Saat ini, pasokan daging sapi sangat minim dan tidak sebanding dengan permintaan. Harganya juga melambung sangat tinggi,” kata Sutisna yang juga pedagang di Pasar Senen.

Sutisna mengatakan, sementara ini impor sapi harus dilakukan untuk mencukupi kebutuhan masyarakat. Tanpa itu, pasokan tidak bisa mengejar kebutuhan masyarakat.

Kalaupun impor diberlakukan, sapi dari luar negeri baru akan tiba 1-2 bulan mendatang. Kebijakan impor ini harus segera diputuskan untuk mengurangi dampak kelangkaan pasokan.

Sutisna juga menjamin mogok berjualan yang dilakukan pedagang se-Jabodetabek ini masih solid. Tidak ada penjualan daging sapi di pasaran. Selain karena imbauan mogok berjualan, sapi yang akan disembelih di pejagalan juga tidak ada. Aksi ini akan dilakukan hingga Minggu. Pada hari Senin, perdagangan daging sapi akan dimulai lagi.

Sulit bahan baku

Mogok berjualan ini berimbas ke pedagang makanan yang menggunakan daging sapi sebagai bahan baku makanan mereka. Sunarno, pedagang bakso di depan Kantor Lurah Pegangsaan, Jalan Taman Amir Hamzah, Jakarta Pusat, mengatakan, hanya bisa mendapatkan daging beku dari pedagang langganannya.

”Biasanya, saya bisa beli daging segar. Sudah tiga hari ini, pedagang langganan saya di Pasar Rumput hanya menjual daging beku,” kata Sunarno.

Harga daging selama tiga hari terakhir ini sudah mencapai Rp 90.000 per kg. Sebelumnya, Sunarno masih bisa membeli daging seharga Rp 80.000 per kg. 

Dia mengatakan, kemungkinan akan berhenti berjualan bila sudah tidak ada pasokan daging sapi. Dalam sehari, dia membutuhkan 3-5 kg daging sapi untuk bahan membuat bakso.

Untuk mengatasi mahalnya harga daging, Sunarno mengurangi porsi bakso yang dijual untuk menjaga harga. Apabila biasanya semangkuk bakso isi tiga butir, sekarang tinggal dua butir.

Akibat kelangkaan daging sapi di pasaran para pedagang masakan padang pun tak menjual rendang selama beberapa hari terakhir. Amri, pemilik warung padang di Joglo, Jakarta Barat, mengatakan, dia tak menjual rendang sejak Kamis.

”Bukannya langka lagi, di pasar sama sekali tidak ada yang jual daging sapi. Saya sudah ke beberapa pasar benar-benar kosong. Katanya sampai Minggu mereka tidak jualan,” ujarnya.

Harga daging sapi kini sudah di atas Rp 95.000 per kg. Dia merasa harga itu memang sangat memberatkan bagi pemilik warung seperti dia. Biasanya Amri bisa membeli daging sapi hingga 5 kg per hari. Tanpa rendang, pendapatannya per hari pun berkurang. ”Lebih dari Rp 500.000 bisa melayang karena tidak ada rendang,” kata Amri.

Dia berharap hari Senin nanti sudah bisa kembali membeli daging sapi dan membuat rendang. Menurut Amri, salah satu menu yang paling digemari di warungnya adalah rendang sehingga banyak pelanggan yang kecewa karena dia tidak menjualnya.

Meskipun ada kelangkaan daging sapi di pasar tradisional, di gerai bakso di pusat perbelanjaan masih menyajikan menu bakso. Salah satu pegawai gerai mengatakan, persediaan masih cukup sehingga gerai tidak begitu terpengaruh dengan kelangkaan daging sapi.

Tini, pedagang nasi di Jatinegara, juga tidak lagi menjual menu daging sapi. ”Sejak harga daging menyentuh Rp 80.000 per kg, saya sudah tidak menjual menu daging lagi. Berapa saya harus jual ke pembeli? Sementara, pembeli di warung saya kebanyakan adalah pekerja-pekerja di toko,” ucapnya. (FRO/ART)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com