Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Integrasi Sapi-Sawit Gagal Penuhi Target

Kompas.com - 10/11/2012, 07:05 WIB

PALEMBANG, KOMPAS - Program integrasi ternak sapi dan perkebunan kelapa sawit di Sumatera gagal penuhi target. Di Sumatera Selatan, potensi yang dibidik 600.000 ekor sapi, tapi baru tercapai 264.000 ekor. Di Jambi, target produksi 10.000 sapi, tapi yang dihasilkan baru 2.000 ekor.

Keterangan yang diperoleh, Jumat (9/11), menyebutkan, program di Sumsel berjalan sejak tahun 2009, dengan pola plasma atau menggiatkan petani. Adapun di Jambi, program ini baru digiatkan awal 2012 dengan menitikberatkan peran PT Perkebunan Nusantara (PT PN) VI.

Kepala Dinas Peternakan Provinsi Sumatera Selatan Azrillazi mencontohkan perlakuan inseminasi buatan dan perawatan sapi hamil yang belum optimal. Hal ini berusaha diatasi dengan pelatihan petugas inseminasi dan peningkatan fasilitas. ”Karena fasilitas pengangkutan belum memadai, sperma sapi banyak rusak. Sekarang sudah ada pengadaan truk pengangkutan baru yang diharap dapat mengurangi kerusakan,” katanya di Palembang.

Program integrasi sapi dan sawit di Sumatera Selatan mulai dilakukan tahun 2009 dengan pengadaan 200 sapi brahman dari Australia. Tahun 2010 tak ada pengadaan. Program dilanjutkan tahun 2011 dengan pengadaan 400 ekor sapi bali dan tahun 2012 kembali digulirkan 400 ekor sapi bali.

Penggantian jenis sapi dari brahman menjadi sapi bali karena perawatan sapi brahman dinilai menyulitkan peternak.

Sapi dari Australia tak dapat dilepas sendiri untuk mencari makan. Selain itu, sapi brahman lebih lama berkembang biak. Dana pengadaan sapi sawit ini bersumber dari APBD Provinsi Sumsel sebesar Rp 3 miliar untuk tahun ini.

Program integrasi sapi sawit ditujukan pada perkebunan plasma sawit. Di Sumsel, potensi di atas kertas mencapai 300.000 hektar yang dapat digunakan untuk memelihara 600.000 ekor sapi. Namun, baru sekitar 25 persen di antaranya yang termanfaatkan. Saat ini jumlah ternak sapi di Sumsel baru mencapai 264.000 ekor.

Kepala Bidang Produksi Dinas Peternakan Sumsel Max Sulastyono mengatakan, terdapat beberapa masalah lain, yaitu limbah sawit yang menjadi sumber pakan sapi telah banyak dikirim ke Lampung untuk diolah menjadi pakan sapi oleh pabrik-pabrik di sana.

Sementara itu, PT Perkebunan Negara VI Jambi-Sumatera Barat kesulitan memperoleh bibit sapi berkualitas di tingkat lokal. Perusahaan harus memesan sapi sampai ke Jawa demi mencapai target 3.000 ekor bibit pada tahun ini juga.

Dalam program sapi sawit menuju swasembada daging yang dicanangkan Kementerian BUMN tahun ini, pihaknya memperoleh kuota produksi 10.000 sapi. Hingga November 2012, pemeliharaan sapi baru mencapai 2.000 ekor. Pihaknya memperkirakan butuh 3-4 tahun untuk mencapai kuota.

”Program ini baik, tapi tidak bisa dipaksakan harus terpenuhi 10.000 sapi dalam waktu cepat. Kami butuh proses karena program ini tergolong baru,” ujarnya. Hasil optimal butuh waktu 3-4 tahun. (IRE/ITA/KOR)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com