Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Produksi Esemka, Perusahaan Bermitra dengan 33 SMK

Kompas.com - 09/11/2012, 13:41 WIB
Kontributor Surakarta, M Wismabrata

Penulis

SOLO, KOMPAS.com - Menjelang peluncuran resmi mobil Esemka jenis SUV Rajawali dan pikap Bima Esemka yang keduanya berkapasitas 1.500cc, PT. Solo Manufaktur Kreasi (SMK) menepis anggapan melakukan eksploitasi siswa SMK untuk memproduksi mobil.

Bantahan tersebut disampaikan Joko Sutrisno, Manajer Pengendali Produksi PT. SMK. Menurut Joko, munculnya anggapan eksploitasi karena kesalahpahaman konsep kerja dari perusahaan. Menurutnya, PT. SMK bermitra dengan kurang lebih 33 SMK dan beberapa UKM (usaha kecil dan menengah) yang tersebar di Indonesia.

Dalam kemitraan tersebut dijelaskan bahwa sekolah fokus pada persiapan sumber daya manusianya, dan PT. SMK menyediakan fasilitas peralatan praktik dan program pelatihannya. Diharapkan, saat mereka lulus sudah mendapatkan pelatihan dan siap untuk bekerja.

"33 SMK dan beberapa UKM adalah mitra dan jangan disalahtafsirkan siswa SMK yang memproduksi, namun PT Solo Manufaktur bertanggung jawab penuh untuk memproduksi. Dan dalam kemitraan tersebut, PT memberikan fasilitas untuk praktik. Apabila sudah lulus, siswa sudah siap kerja dan tangguh, sehingga konsepnya SMK sebagai tempat pelatihan menghasilkan SDM yang siap pakai, lalu PT akan menyiapkan alat praketnya. Jadi jangan ada kesalahpahaman bahwa SMK memproduksi mobil," kata Joko Sutrisno kepada Kompas.com, Jumat (9/11/2012).

Joko menambahkan, hubungan industri dan sekolah SMK sangat erat. Industri tidak bisa berdiri sendiri tanpa SMK, dan begitu juga sebaliknya, SMK tidak bisa berdiri sendiri tanpa dunia industri.

Oleh karena itu, kata Joko, pihaknya akan bermitra dengan SMK untuk penyiapan tenaga mekanik. Mereka pun bisa tersedia untuk PT. Solo Manufaktur atau industri yang lain.

Senada dengan Joko Sutrisno, Direktur Pengembangan dan Pelayanan STP, Gampang Sarwono, menyebutkan, keterlibatan siswa SMK dalam proses produksi mobil bukanlah ekspolitasi. Justru hal tersebut merupakan pembelajaran untuk siswa menghadapi dunia kerja.

"Apabila semuanya diserahkan ke industri, kapan anak-anak kita akan belajar membuat mobil sendiri. Jadi fokusnya adalah pembelajaran, bukan eksploitasi. Kemitraan dengan UKM, justru bisa membantu siswa lebih mudah untuk belajar," tandas Gampang.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com