Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Merajut Kembali Kebinekaan

Kompas.com - 08/11/2012, 06:34 WIB

Oleh Yulvianus Harjono

Sarimah (58), penduduk Balinuraga, Kabupaten Lampung Selatan, tercenung menyaksikan buldoser merobohkan tembok rumahnya yang tidak lagi beratap. Nyaris tak ada yang tersisa dari rumahnya, yang dibangun mulai nol, dari tetesan keringat, bertahun-tahun. 

Biar padang (terang) sekalian. Habis sudah semua yang kami miliki. Tikar untuk tidur pun tak ada,” ujar perempuan keturunan Jawa yang menikahi warga Lampung etnis Bali ini lirih, menahan tangis, ketika ditemui Selasa (6/11).

Akibat kerusuhan berdarah, pekan lalu, di Balinuraga, Kecamatan Way Panji, Lampung Selatan, ia dan suaminya nyaris menjadi tunawisma. Bangunan rumah berukuran 6 meter x 12 meter, berikut warung tempatnya mencari makan, hancur terbakar. Rumah yang menjadi pusat kenangan ia dan keluarganya itu hanya tersisa puing-puing dan kayu gosong berserakan. Ia meminta puing-puing itu diratakan dengan buldoser agar lahannya bisa dibangun kembali nanti.

Memang masih tersisa satu bangunan kecil, berupa dapur dan kamar mandi di sebelah rumahnya yang kini rata dengan tanah. Namun, itu sangat tidak layak huni. Sepekan terakhir, ia dan suami mengungsi di rumah kerabatnya yang luput dari amuk massa.

Sarimah, yang tak tahu-menahu soal pertikaian warga di kampungnya dengan warga Lampung di Kalianda, kini hanya bisa pasrah menerima kenyataan pahit itu. ”Jika memang ini kehendak Tuhan, kami ikhlas. Kami masih bersyukur tidak ada yang menjadi korban,” ujar Berate (80), suami Sarimah, menimpali pembicaraan, mencari sisi positif musibah tersebut.

Suasana di Desa Balinuraga, yang mayoritas dihuni warga Lampung keturunan Bali itu, kini tak ubahnya daerah yang ditimpa bencana alam. Puing-puing bangunan berserakan hampir di setiap sudut. Atap rumah dan seisinya gosong. Tenda tempat tinggal darurat terpancang di depan rumah.

Pada malam hari, desa ini nyaris gelap gulita. Cahaya lampu hanya terlihat di tenda, balai desa yang menjadi dapur umum dan pusat pengungsian, serta sebagian rumah yang tidak ikut terbakar. Berdasarkan data Pemerintah Kabupaten Lampung Selatan, dari sekitar 750 rumah di Balinuraga, 402 rumah di antaranya rusak. Sebanyak 208 diantaranya rusak berat, tak lagi bisa ditinggali.

Sepekan terakhir, suasana di Way Panji pun mirip ”zona darurat militer”. Ribuan personel TNI dan Polri bersenjata berjaga-jaga di berbagai titik, mulai dari pasar, rumah dan pekarangan warga, hingga sekolah yang hingga Selasa lalu masih diliburkan. Ketenangan dan kedamaian di wilayah ini pun seolah sirna.

Kendaraan taktis untuk menangani situasi huru-hara, seperti panser dan barakuda milik Satuan Brimob Polri, hilir mudik di kawasan itu. Kawat berduri masih terpasang di dekat gapura masuk Desa Balinuraga. Aktivitas warga pun kini tak terlepas dari pengawasan aparat yang berjaga.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com