Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Berawal dari Prihatin pada Lagu Anak

Kompas.com - 07/11/2012, 07:22 WIB
Caroline Damanik

Penulis

DEPOK, KOMPAS.com - Penyanyi Oppie Andaresta tetap konsisten mengampanyekan pola hidup ramah lingkungan sampai saat ini. Tak ada yang berubah kecuali keyakinan yang makin mantap bahwa kampanye akan lebih efektif jika dilakukan pada anak-anak.

Lagu masih menjadi senjata andalannya Namun, seiring dengan keyakinan yang makin mantap itu, pelantun tembang 'Cuma Khayalan' ini tak semata-mata hanya menciptakan dan menyanyikan lagu bertemakan lingkungan hidup. Oppie menciptakan lagu bertema lingkungan hidup khusus untuk anak-anak. Dia prihatin, lagu-lagu untuk anak langka ditemui pada saat ini.

"Saya lihat, kita tidak punya lagu anak. Akhirnya sejak jadi ibu, saya bikin lagu anak-anak dengan tema lingkungan. Artinya, sekali mengayuh, dua tiga pulau terlampaui. Jadi bikin lagu anak, tetapi temanya juga bermanfaat dan menyenangkan," ungkapnya kepada Kompas.com di sela tur di Semut-Semut Natural School, Kelapa Dua, Depok, Selasa (6/11/2012).

Dia mengaku bahwa hal ini awalnya menjadi tantangan tersendiri buatnya. Pasalnya, tren lagu anak kini berkembang dalam bentuk remake. Lagu-lagu lama dinyanyikan kembali, termasuk oleh orang-orang dewasa.

Oppie tak sepakat. Dia pun menciptakan lagu bertemakan ramah lingkungan untuk anak-anak. Dalam menyanyikan lagu-lagu ciptaannya dalam Tur Edukasi Bumiku Lestari ke 9 sekolah di Jabodetabek, 3-20 November mendatang, Oppie menggandeng sejumlah anak.

"Saya nyanyi dengan anak-anak. Jadi dalam tur ini, kita minta sejumlah anak dari sekolah yang dikunjungi untuk bernyanyi bersama saya. Kita kirim compact disc (CD) untuk mereka pelajari. Karena biasanya anak-anak bakal ikut menyanyi kalau ada teman-temannya yang menyanyi," tuturnya.

Lagu gembira menarik anak

Dalam CD yang dibagi-bagikan Oppie dan kru Tur Edukasi Bumiku Lestari secara gratis kepada siswa sekolah-sekolah yang dikunjungi, ada banyak lagu yang berisi beragam pesan untuk menjaga lingkungan. Rangkaian nada yang menarik untuk anak-anak berpadu dengan lirik yang sederhana menjadi kekuatan lagu-lagu Oppie.

"Jangan buang sampah sembarangan, bikin lingkungan kotor, dan tak sehat. Buang sampah di tempatnya kalau enggak mau rumah kamu kebanjiran," demikian sebait lirik dari salah satu tembangnya berjudul "Badu" yang didendangkannya di depan para siswa.

Perempuan berusia 39 tahun ini menyadari bahwa anak-anak akan lebih mudah diajari melalui buku dan lagu atau musik hingga kemudian bisa menjadi agen perubahan.

"Saya sebenarnya menganggap anak-anak ini sebagai agen perubahan yang potensial. Karena mindset mereka masih bisa dibentuk dibandingkan kita-kita yang orang tua. Maka, kalau dikasih tahu, mereka dengar. Kalau menurut mereka masuk akal dan baik, mereka jalani," katanya.

"Contohnya anak saya. Waktu itu masih tiga tahun, dengar lagu-lagu ciptaan mamanya, dia sudah bisa jalanin, buang sampah pada tempatnya. Jadi, menurut saya, justru anak-anak harus dapat perhatian, jangan di-underestimate," tuturnya kemudian.

Hal ini dibenarkan oleh Direktur Semut-Semut Natural School, Arfi Destianti. Menurutnya, anak-anak lebih mudah menerima sesuatu dengan bantuan lagu dan musik.

"Ini yang namanya contextual learning. Karena kerja otak anak itu hanya menerima semua yang menarik dan menyenangkan. Cara kerja otak anak hanya menyorot yang menarik. Dengan lagu, bernyanyi. Harusnya ini gandengan terus sama dunia sekolah,: katanya kepada Kompas.com dalam waktu yang sama.

Oppie berharap, orangtua dan sekolah rajin memperdengarkan lagu-lagunya kepada anak-anak dan menggunakan lagu-lagu yang diciptakannya dalam berbagai aktivitas belajar, terutama yang terkait dengan lingkungan hidup.

"Jadi, kalau ada acara anak-anak, bawakanlah lagu anak yang pesannya bagus. Silahkan dipelajari, dibawakan sebanyak-banyaknya di depan anak-anak," tandasnya kemudian.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com