TERNATE, KOMPAS.com - Pemerintah Kota (Pemkot) Ternate, Maluku Utara (Malut) menggalakkan wisata sejarah pada kalangan pelajar di daerah ini sebagai salah satu upaya mengarahkan mereka pada kegiatan yang bersifat edukatif.
"Kita upayakan para pelajar di Ternate memanfaatkan hari libur dengan kegiatan yang bersifat edukatif, seperti berwisata ke berbagai obyek wisata sejarah di daerah ini," kata Wakil Wali Kota Ternate, Arifin Djafar, di Ternate, Senin (5/11/2012).
Di Ternate banyak obyek wisata sejarah, seperti Keraton Kesultanan Ternate yang menyimpan berbagai benda sejarah peninggalan Kesultanan Ternate serta makam sejumlah Sultan Ternate, termasuk makam Sultan Mahmud Badarudin II dari Sumatera Barat.
Selain itu, kata Arifin Djafar, di Ternate juga terdapat sejumlah benteng peninggalan kolonial, seperti Benteng Orange, Benteng Toloko, Benteng Kalamata dan Benteng Kastela serta Jembatan Residen, tempat pedaratan pertama pasukan Belanda di Ternate.
Di Ternate terdapat pula rumah bekas kediaman ahli botani dunia, Alfred Russel Wallace ketika melakukan penelitian flora dan fauna di wilayah Malut beberapa abad silam serta cengkeh afo, satu-satunya cengkeh tertua di dunia yang ditanam para leluhur Ternate sekitar 300 tahun silam.
Menurut Arifin, para pelajar yang berwisata ke tempat-tempat bersejarah tersebut diharapkan pada jiwa mereka akan tumbuh kesadaran dan penghargaan terhadap para pejuang dahulu dalam upaya mengusir penjajah dari bumi Malut.
Adanya kesadaran seperti itu diharapkan pada gilirannya akan meningkatkan semangat nasionalisme dan rasa persatuan pada kalangan pelajar, sehingga mereka tidak lagi mudah terprovokasi untuk melakukan tindakan negatif seperti tawuran.
"Banyaknya pelajar yang berwisata ke berbagai obyek wisata sejarah tersebut diharapkan dapat pula mendorong tumbuhnya ekonomi kreatif, seperti penjualan makanan dan minuman serta cendera mata di setiap obyek wisata sejarah," katanya.
Pemkot Ternate kini terus berupaya membenahi semua obyek wisata sejarah di Ternate, seperti akan merelokasi warga yang selama ini bermukim di Benteng Orange, karena keberadaan di benteng itu sangat mengganggu keindahan benteng peninggalan Belanda ini.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.