Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ambles, Candi Bima Dipugar

Kompas.com - 02/11/2012, 04:01 WIB

BANJARNEGARA, KOMPAS - Balai Pelestarian Peninggalan Purbakala Jawa Tengah memugar bangunan Candi Bima di Dataran Tinggi Dieng, Banjarnegara. Pembongkaran dilakukan setelah terdeteksi ada rongga berdiameter sekitar 2 meter yang menyebabkan candi terancam ambles.

Kamis (1/11), bangunan utama Candi Bima menyisakan bagian dasar atau fondasi. Sementara itu, seluruh potongan batu candi bagian atas dan tengah dipindahkan ke sekeliling bangunan utama. Posisi candi juga miring ke barat akibat amblesan di bawah bangunan.

”Kami mengetahuinya saat pengecekan akhir pada awal Agustus lalu,” kata Kepala Seksi Pelestarian dan Pemanfaatan Balai Pelestarian Peninggalan Purbakala (BP3) Jawa Tengah Gutomo, kemarin. Diketahui pula, struktur antarbatu candi juga renggang.

Untuk menghindari kerusakan lebih parah, candi akhirnya dibongkar pada pertengahan September. ”Pembongkaran candi kemungkinan selesai akhir tahun. Setelah itu dilakukan kajian untuk menentukan langkah menguatkan struktur landasan candi yang sudah rapuh,” ujarnya.

Menurut Gutomo, kompleks candi-candi di Dieng dibangun di atas kawah mati yang dulu terisi air di cekungan lahan. Adapun tanah di bawah candi dibentuk dari batuan piroklastik yang tak meloloskan air. Akibat hujan terus-menerus menyebabkan lapisan tanah jenuh air yang menyebabkan ambles.

Kendala dan risiko

Anggota staf Publikasi BP3 Jateng, Putu Dananjaya, menambahkan, ada beberapa metode penguatan struktur bangunan candi yang dibangun pada abad ke-8 ini. Di antaranya, pengerasan tanah di bawah candi.

Selain itu, bisa dibangun lantai kerja berupa beton di bawah fondasi candi dan pemberian angkur atau kaitan di antara batu-batu candi. ”Pemugaran juga kami manfaatkan untuk konservasi batu atau perbaikan pada batu yang patah dan retak. Batu-batu ini juga dibersihkan dari lumut dan kotoran lain,” ungkap Putu.

Beberapa kendala dalam pemugaran Candi Bima, pada ketinggian 2.093 meter di atas permukaan laut itu, di antaranya kondisi cuaca yang gampang berubah. ”Tiba-tiba sering turun hujan, angin, atau kabut tebal. Itu menghambat pekerjaan. Selain itu, masih ada akses yang kurang memadai sehingga sulit dilalui kendaraan,” ungkapnya.

Data BP3 Jateng menyebutkan, keunikan Candi Bima terletak pada atap bertingkat yang masih menunjukkan pengaruh India yang kental. Selain Bima, Candi Arjuna dan Semar juga masih terpengaruh arsitektur India.

Sementara candi-candi lain di Dieng, seperti Srikandi, Puntadewa, dan Dwarawati, menunjukkan pengaruh lokal yang ditandai dengan relung-relung dan menara atap.

Petugas BP3 Kompleks Candi Dieng, Subagyo, mengatakan, karena sedang dipugar, untuk sementara Candi Bima ditutup untuk wisatawan. Selain itu, pengamanan juga ditingkatkan untuk mencegah pencurian terhadap batu-batu yang sudah dibongkar dan diletakkan di luar pagar Candi Bima. (GRE)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com