Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tambang Ancam DAS Batanghari

Kompas.com - 01/11/2012, 17:56 WIB
Irma Tambunan

Penulis

JAMBI, KOMPAS.com — Aktivitas pertambangan, baik legal maupun ilegal, semakin marak dalam satu tahun terakhir pada sejumlah subdaerah aliran sungai di wilayah hulu Jambi. Akibatnya, keseimbangan DAS Batanghari semakin rentan.

Aktivitas tambang sepanjang sub-DAS Batangtembesi di Kabupaten Sarolangun, Jambi, kian marak, baik di darat maupun tengah sungai. Tambang pasir dan emas ilegal atau biasa disebut dompeng mencapai 760 unit pada 2011, kini telah mencapai 1.250 unit usaha dompeng aktif. Sebagian besar aktivitas menggunakan air raksa yang berbahaya bagi kesehatan masyarakat setempat.

"Bukannya berkurang, aktivitas dompeng pada sepanjang sub-DAS ini justru semakin tak terkendali," ujar Eko Waskito, Koordinator Forum Peduli Hulu Air, Kamis (1/11/2012).

Selain tambang pasir dan emas ilegal, menurut Eko, aktivitas tambang perusahaan besar di sejumlah sub-DAS yang merupakan kawasan hulu juga mengancam kelestarian DAS Batanghari.

Dia mencontohkan, salah satu perusahaan tambang BUMN belum lama ini melaksanakan eksplorasi di wilayah Sungai Tenang, Kabupaten Merangin. Aktivitas perusahaan diduga sempat menimbulkan matinya ikan-ikan di Sungai Keradak pada 2011.

Perusahaan bahkan terus memperluas izin usahanya di Kecamatan Batangasai, Kabupaten Sarolangun, seluas 10.000 hektar, yang merupakan wilayah masyarakat adat Marga Bathin Pengambang. Selama ini masyarakat memanfaatkan air sungai untuk kebutuhan hidup sehari-hari. Sebagian warga juga memanfaatkannya untuk tenaga listrik.

Aktivitas perusahaan dikhawatirkan akan mengganggu kualitas air pada sub-DAS Batangasai yang airnya mengalir ke Sungai Batanghari. Pihaknya mendesak agar pemerintah daerah menata aktivitas tambang di sepanjang DAS. Jika tidak segera ditertibkan, kelestarian ekosistem hulu DAS akan semakin terganggu. Masyarakat menjadi korbannya, ujar Eko.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com