Suara gemuruh dari dalam Gunung Raung, yang disertai semburan abu, membuat petani yang bertani di lereng gunung itu ketakutan. ”Banyak warga yang meninggalkan pondoknya. Kami takut karena semalam terdengar lagi suara gemuruh seperti ada perang,” ujar Supardi, Kepala Desa Rowosari, Rabu (31/10).
Warga yang bercocok tanam dengan memanfaatkan lahan hutan di lereng Gunung Raung, kata Supardi, diminta berkumpul dengan keluarganya di desa. Sebagian besar petani yang memanfaatkan lereng Gunung Raung sebenarnya memiliki rumah di Desa Gunungmalang dan Rowosari. Mereka bertahan tinggal di lereng gunung untuk mengawasi ladang mereka.
Ia menambahkan, suara gemuruh dari Gunung Raung sempat menghilang empat hari lalu. Namun, Selasa malam suaranya terdengar lagi. Sepuluh hari lalu, tiap malam selalu terdengar suara gemuruh dari Gunung Raung dan menakutkan warga.
Apalagi sejak status Gunung Raung dinyatakan meningkat dari Waspada menjadi Siaga. Warga di dusun terdekat pun diberi pemahaman cara menyelamatkan diri jika terjadi bencana. Bencana itu bisa karena gunung meletus atau banjir bandang akibat abu vulkanik yang menumpuk di puncak gunung yang disiram hujan hingga jadi lahar dingin.
Kepala Desa Rowosari dan Palang Merah Indonesia Jember menyiapkan titik evakuasi di masjid dan kantor desa. ”Untuk mengevakuasi warga, disiapkan truk. Warga siap membantu evakuasi,” kata Syaiful Anwar, sukarelawan PMI Jember.
Agar memperoleh data dan informasi yang akurat tentang aktivitas Gunung Raung, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi di Bandung menempatkan tiga alat seismograf di Kalibaru, Kabupaten Banyuwangi; Ledokombo, Kabupaten Jember; dan Sumberwringi, Kabupaten Bondowoso. ”Alat baru ini untuk melengkapi empat alat sebelumnya yang dipasang di Banyuwangi,” kata Balok Suryadi, Kepala Pos Pengamatan Gunung Raung di Banyuwangi.
Menurut Balok, alat itu akan lebih memudahkan pembacaan seismik setelah status Gunung Raung meningkat.
Dari Malang dilaporkan, mahasiswa Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Brawijaya, M Firas Awaludin Iqbal (19), sejak Senin dilaporkan hilang di Gunung Semeru.