Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tambah Layar Bioskop untuk Angkat Film-film Dalam Negeri

Kompas.com - 24/10/2012, 02:26 WIB

Jakarta, Kompas - Penambahan layar bioskop dinilai mendesak dilakukan mengingat jumlah layar bioskop di Indonesia masih sangat kurang. Penambahan itu diharapkan memberi tempat khusus bagi produksi film nasional yang selama ini tergusur film-film produksi Hollywood.

Jumlah gedung bioskop di Indonesia saat ini sebanyak 640 unit dengan 3.600 layar, jauh berkurang dari tahun 1990 yang lebih dari 6.000 layar. Pemerintah berencana menambah 1.000 layar bioskop di sejumlah kabupaten/kota.

Adapun rata-rata produksi film nasional mencapai 80 film per tahun. Dari jumlah itu, hanya 50 film yang bisa tayang di bioskop. Sisanya kalah bersaing dengan film Hollywood.

Menurut sutradara film Syamsul B Adnan di sela-sela pelatihan Peningkatan Kualitas Produksi Film 2012, Selasa (23/10), penambahan gedung bioskop tidak akan mampu mengangkat potensi film Indonesia selama teknologi yang digunakan adalah teknologi proyektor. Dengan proyektor, yang mampu mengisi film adalah distributor film besar karena mahal.

”Jangan sampai nanti penambahan gedung bioskop hanya menjadi kepanjangan tangan bisnis distributor film yang berkuasa selama ini,” kata Syamsul.

Penambahan gedung bioskop, lanjutnya, sebenarnya bisa dimanfaatkan untuk mengangkat potensi sineas lokal asalkan berteknologi digital. Di daerah, sekarang ini bermunculan komunitas film yang mampu memproduksi film-film pendek berkualitas.

Di Yogyakarta dan Probolinggo, misalnya, kegiatan festival film lokal sudah sering dilaksanakan.

Pengalamannya selama mengadakan lokakarya film untuk anak-anak SMA, kualitasnya ternyata jauh lebih bagus daripada sinetron di televisi. ”Kalau bakat-bakat seperti itu tidak bisa diangkat, itu salah siapa? Sistem yang tidak memberikan mereka ruang,” ujar Syamsul.

Untuk memajukan perfilman nasional, Harry Dagoe, produser dan sutradara, menambahkan, pemerintah perlu memberi tempat khusus untuk memutar film nasional. Ia memberi contoh bagaimana Pemerintah Jepang memberi tempat khusus untuk memutar film-film yang memiliki konten budaya kuat.

(IND)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com