Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

64.279 Sapi Siap untuk Kurban

Kompas.com - 24/10/2012, 01:51 WIB

Jakarta, Kompas - Jumlah ternak, terutama ternak besar untuk kurban, seperti sapi dan kerbau, meningkat dibandingkan tahun lalu. Berdasarkan data Kementerian Pertanian, di DKI Jakarta, Jawa Barat, dan Banten terdapat 64.279 sapi, naik 10,8 persen dibandingkan tahun lalu, 58.036 sapi.

Hal itu dikemukakan Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian Syukur Iwantoro dalam acara pelepasan Tim Pemantau Pelaksanaan Pemotongan Hewan Kurban 1433 Hijriah oleh Kementerian Pertanian, di Jakarta, Selasa (23/10).

Syukur mengatakan, jumlah kerbau naik 2,6 persen dari 1.054 ekor menjadi 1.081 ekor. Jumlah kambing malah turun 2,4 persen dari 99.547 ekor tahun 2011 menjadi 97.218 ekor. Adapun domba dari 173.533 ekor menjadi 177.671 ekor atau naik 2,4 persen.

Direktur Kesehatan Masyarakat Veteriner dan Pascapanen Kementerian Pertanian Akhmad Junaedi mengungkapkan, di beberapa wilayah, pemotongan hewan kurban sering mengabaikan aspek higienis. Idealnya, harus ada pasar hewan yang terintegrasi, mulai dari pemotongan hingga distribusi, dengan mengutamakan aspek kesehatan. Hal yang sama akan dilakukan untuk unggas di DKI Jakarta.

Tidak seperti sekarang ini yang tersebar dengan perlengkapan dan teknis pemotongan seadanya. Padahal, ada panduan seleksi dan penyembelihan hewan kurban, misalnya tempat penyembelihan harus kering dan terpisah dari sarana umum serta tempat penjualan makanan dan minuman untuk menghindari penyakit hewan menular.

Bersiap-siap

Dari Mekkah, Arab Saudi, wartawan Kompas Fandri Yuniarti, semalam, melaporkan, menjelang puncak ibadah haji, jemaah haji Indonesia akan diberangkatkan secara bergelombang dengan armada dari pondokan mereka di Mekkah menuju Arafah. ”Jemaah haji akan diangkut per gelombang dengan sistem shuttle,” ujar Direktur Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah Kementerian Agama Anggito Abimanyu, Selasa.

Ia menambahkan, pihaknya telah menyiapkan bus untuk mengangkut jemaah. Pada masa Armina (Arafah-Muzdalifah-Mina), tidak ada jemaah yang menggunakan bus sendiri-sendiri. ”Semuanya sudah diatur dari pemerintah,” ujarnya.

Ia mengemukakan, masalah transportasi, layanan kesehatan jemaah, layanan ibadah, hingga jadwal pelaksanaan ibadah saat puncak ibadah haji juga telah dipersiapkan dengan matang. ”Kami juga memantau kesiapan safari wukuf,” ujarnya.

Beberapa hari lalu, Menteri Agama Suryadharma Ali mengemukakan hal yang sama. Mengenai masalah konsumsi, Menteri Agama mengatakan, pihaknya akan menambah jumlah katering untuk keseluruhan jemaah. Itu dilakukan untuk mengantisipasi kemungkinan adanya jemaah nonkuota yang turut mengambil jatah konsumsi jemaah reguler.

Hingga Selasa pagi, jumlah anggota jemaah haji yang meninggal bertambah menjadi 97 orang, 92 orang di antaranya laki- laki. Dalam kaitan itulah, Menteri Agama mengatakan, program kesehatan mendatangi jemaah haji yang dilakukan petugas kesehatan haji di Arab Saudi (visitasi haji) akan diteruskan. ”Program itu terbukti mengurangi angka jemaah haji yang meninggal,” katanya.

Ia mengingatkan para petugas kesehatan agar lebih cermat melihat gejala-gejala kesehatan jemaah haji dan cepat bertindak sesuai keperluan. (MAS)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com