Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Eloknya Nagari Tuo Pariangan

Kompas.com - 23/10/2012, 03:26 WIB

Namun, pengunjung juga mesti bersiap dengan pemandangan yang cenderung mengganggu di sekitar lokasi pemandian itu. Pasalnya, tumpukan sampah domestik yang didominasi pembungkus berbahan plastik banyak terlihat di sekitar aliran air sungai yang berbatu.

Nagari Tuo Pariangan bisa dicapai sekitar 2,5 jam perjalanan dengan kendaraan pribadi. Jika hendak menggunakan kendaraan umum, silakan memilih bus atau mobil biro perjalanan rute Padang-Batusangkar.

Sekitar 15 kilometer sebelum tiba di Batusangkar terdapat pintu masuk dengan atap bagonjong yang jadi penanda wilayah Nagari Tuo Pariangan. Kita akan disambut dengan hamparan sawah tak lama sesudah memasuki gerbang itu.

Nagari itu terdiri atas empat jorong, yakni Jorong Pariangan, Padangpanjang, Sikaladi, dan Guguak.

Luasnya 2.749 hektar dengan 6.012 penduduk yang mayoritas petani. Dengan sejumlah obyek wisata sejarah, atraksi budaya, dan alam, Nagari Tuo Pariangan tengah gencar berupaya sebagai lokasi kunjungan utama di Tanah Datar.

Untuk keperluan itu, tiga buah rumah gadang dibuka secara gratis sebagai penginapan. Setiap rumah gadang bisa menampung sedikitnya 40 orang.

Sekitar 1.500 pengunjung dari sejumlah negara datang ke nagari itu setiap bulannya. ”Baru saja kami menerima 120 mahasiswa asal Malaysia untuk studi tentang sejarah nagari ini selama 40 hari,” kata April.

Atraksi budaya yang khas ialah kebiasaan ziarah dan berzikir yang dilakukan penduduk nagari seusai ibadah puasa di bulan Syawal. Tradisi setelah enam hari puasa yang dimulai sejak tanggal 2 Syawal itu dilakukan setiap hari Kamis. ”Ditetapkan hari Kamis karena menurut keyakinan orang di Nagari Tuo Pariangan, pada saat itulah arwah para pendahulu bisa berkesempatan datang ke tengah- tengah kita,” kata April.

Salah satu yang terus dipromosikan sebagai obyek wisata unggulan adalah atraksi Pacu Jawi. Tontonan berupa sepasang sapi yang dipacu joki setiap usai panen dan saat mulai menanam padi itu telah masyhur hingga mancanegara.

Beragam obyek lain seperti delapan buah batu sandar yang terdapat di dalam kompleks Kuburan Panjang Datuak Tantejo Gurhano adalah peninggalan sejarah yang mengagumkan. Batu-batu sandar itu menjadi tempat duduk tetua adat masing- masing delapan suku untuk bermusyawarah.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com