Banyuwangi, Kompas -
Naiknya aktivitas Gunung Raung ditandai dengan getaran tremor beramplitudo maksimal 45 milimeter. Gempa itu terekam sejak Rabu pada alat pemantau Gunung Raung di Pos Ijen, Banyuwangi. Gunung Raung, setinggi 3.332 meter di atas permukaan laut, terakhir kali menyemburkan abu pada Desember 2010.
Menurut Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi Surono, aktivitas Gunung Raung diperkirakan meningkat karena pengaruh banyaknya gempa vulkanik dangkal dan gempa tektonik di selatan Banyuwangi dalam dua bulan terakhir. Pada Agustus lalu tercatat 166 kali gempa tektonik. Pada pekan pertama September terjadi 175 kali gempa tektonik, pekan kedua 224 kali, pekan ketiga 146 kali, dan pekan pertama Oktober terjadi 65 kali gempa tektonik. Gempa tektonik itu disertai gempa vulkanik dengan jumlah bervariasi.
Surono meminta penghentian kegiatan warga dalam radius satu kilometer dari kawah aktif Gunung Raung. Namun, masyarakat diharapkan tetap tenang.
Kepala Bandara Blimbingsari, Banyuwangi, Andy Hendra menuturkan, sampai Jumat peningkatan status Gunung Raung belum memengaruhi jadwal penerbangan. Penerbangan ke Surabaya melewati jalur utara sehingga tak melewati Raung yang berada di titik tengah daratan.