SITUBONDO, KOMPAS.com - Ahmad Saeri (45), warga Desa Sumberrejo, Kecamatan Bayuputih, Situbondo, Jawa Timur, menjadi korban penganiayaan yang dilakukan tiga orang pelaku.
Ironisnya, salah seorang pelaku penganiayaan yang mengakibatkan korban mengalami patah tulang pada tangan kirinya adalah adik kandungnya sendiri, Nurhatim (42). Nurhatim memukul kakaknya sendiri dengan balok kayu lantaran menuduh Saeri menyantet keponakan sendiri.
Nurhatim menuding, Anis (23), anaknya sakit berbulan-bulan hingga meninggal karena disantet Saeri. Tragisnya lagi, aksi penganiayaan itu sendiri terjadi saat korban yang berprofesi penambang pasir sedang melayat ke rumah Nurhatim.
"Saat saya mau melayat, namun tanpa dinyana adik saya itu bilang saya yang menyantet Anis. Adik langsung mengambil balok kayu dan langsung dipukulkan ke tangan kiri berulang-ulang. Saya bukan dukun santet. Saya tidak punya ilmu seperti itu. Bahkan, saya berani untuk melakukan sumpah pocong," kata Saeri di ruang Unit Perawatan Fisik (UPF) RSU Situbondo, Kamis (18/10/2012).
"Karena dituduh menyantet Anis, saya tidak menjenguknya selama masih hidup. Anis yang memang sakit bengkak-bengkak, hasil pemeriksaan dokter karena menderita penyakit liver. Tidak tahu kok sekarang menuduh saya yang menyantet. Katanya saya membeli ilmu santet ke orang lain," kata Saeri.
Saeri mengaku tidak punya masalah apapun dengan Nurhatim. Hanya saja, beberapa tahun lalu sempat berselisih soal pekarangan. Kini Saeri menjalani rawat inap di RSU dr Abdoer Rahem.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.