Di Bandung, Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Badan Geologi Surono, Minggu, membenarkan, status Gunung Rokatenda sejak Sabtu lalu dinaikkan menjadi Siaga. Namun, warga di sekitar gunung itu diharapkan tenang.
Surono menjelaskan, kenaikan status Gunung Rokatenda dipengaruhi peningkatan gempa vulkanik dan munculnya asap berwarna putih kelabu setinggi 50 meter dari puncak. Tanggal 8 Oktober lalu, PVMBG menaikkan status gunung ini dari Aktif Normal ke Waspada.
”Kami berharap warga tak terpancing isu menyesatkan. Belum ada rekomendasi untuk dilakukan pengungsian. Jadi, warga jangan terlalu panik,” katanya.
Bersama kepala dusun di sekitar gunung, Kepala Kantor Pengamatan Gunung Rokatenda Fransiskus Senda Wangge terus melakukan sosialisasi kepada warga mengenai status terakhir gunung itu. Sosialisasi dilakukan untuk menekan kepanikan, terutama setelah Sabtu lalu warga mendengar tiga dentuman dari gunung itu.
Sebaliknya, Minggu, warga sekitar Gunung Rokatenda menggelar ritual adat dengan menabuh gong dan gendang. Ritual itu dilakukan terutama saat melihat gejala alam yang mengkhawatirkan. Minggu sore, kembali terdengar letusan dari gunung itu, diikuti semburan asap tebal.
”Asap yang keluar lebih tebal daripada Sabtu lalu. Masyarakat langsung menabuh gong dan gendang atau benda apa pun untuk mengeluarkan suara gaduh. Tradisi ini dilakukan turun-temurun untuk memberikan isyarat pada leluhur, bahwa kami di sini, sehingga mereka tetap memberikan perlindungan,” kata Kepala Dusun Awa Male Bartolomeus Pele, Minggu. Letak Dusun Awa Male sekitar 1,5 kilometer dari mulut kawah.
Bartolomeus menuturkan, begitu Minggu sore ada dentuman lagi, karena panik, ada sebagian warga yang meminta diungsikan. ”Saya meminta warga tenang sebab instruksi dari desa atau camat untuk mengungsi belum ada,” katanya.
Patris Raga, Kepala Dusun Natahabi, Desa Lidi, Pulau Palue, menambahkan, dentuman terdengar di wilayahnya, yang berjarak sekitar 5 kilometer dari puncak gunung. Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Sikka Silvanus Tibo mengatakan, warga memang belum diungsikan.