AMBON, KOMPAS.com — Kehadiran tambang emas di kawasan Gunung Botak, Desa Wamsait, Kabupaten Buru, telah memengaruhi berbagai aspek di tengah masyarakat. Salah satu yang paling menonjol adalah aspek ekonomi.
Sejak ditemukan wilayah tambang emas di kawasan Gunung Botak, dalam setahun perputaran uang diperkirakan telah mencapai angka Rp 365 triliun. Hal itu dingkapkan Ketua Asosiasi Pertambangan Emas Rakyat Indonesia (Aspiri) Maluku, Andi Ridwan, kepada sejumlah wartawan di Ambon, Minggu (7/10/2012).
"Coba dihitung saja kalau per hari 2,5 ton emas yang dihasilkan, 1 kilogram emas harganya Rp 425 juta. Jadi, kalau 2,5 ton per hari, berapa jumlahnya?" kata Andi.
Andi mengakui, saat ini secara yuridis formal pemerintah pusat belum mengeluarkan izin pertambangan rakyat (IPR) untuk operasi penambangan emas di Buru. Namun, jika hal tersebut sudah selesai, ditargetkan pada tahun 2013 mendatang hasil produksi emas di Pulau Buru bisa mencapai Rp 920 triliun.
"Jika pertambangan rakyat sudah dikeluarkan, target kita dengan jumlah tromol 100.000 unit dan tong 5.000 unit, maka pada 2013 nanti tingkat produksi emas dapat mencapai Rp 920 triliun," ungkapnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.