LARANTUKA, KOMPAS.com - Sekitar 5.000-an siswa yang tersebar di enam sekolah dasar di Kecamatan Adonara Timur, pusat bentrokan antara Desa Riang Bunga dengan Desa Lewonara, diliburkan. Padahal, saat ini para siswa sedang menyiapkan diri mengikuti ujian tengah semester.
Matias Lidan Sabon, tokoh masyarakat Pulau Adonara, Flores Timur, NTT di Waiwerang, Sabtu (6/10/2012) mengatakan, sejak pecah perang 2 Oktober, anak-anak sekolah dasar tidak masuk sekolah. Pihak sekolah sengaja meliburkan anak-anak itu karena suasana sangat mencekam dan masih berlangsung sampai hari ini.
Kedua pihak sulit didamaikan, meski Kapolda NTT dan Komandan Korem Kupang telah menemui kedua pihak untuk berdamai. "Masalah itu sangat krusial. Siapa pun yang mengamankan situasi atau ingin mendamaikan kedua pihak harus bertindak netral, jangan ada kesan berpihak pada satu pihak," kata Sabon.
Kedua pihak sangat sensitif dengan setiap pembicaraan dan langkah damai yang akan ditempuh. Mereka selalu menilai apakah kebijakan itu benar-benar netral atau tidak. John Tuba Helan, dosen Fakultas Hukum Undana Kupang menilai, jalur hukum yang ditempuh semua pihak tidak akan pernah menyelesaikan masalah. Harus diambil sumpah adat di lokasi yang disengketakan. "Mereka yakin, sumpah adat selalu tepat. Siapa yang salah akan mendapat hukuman langsung, sesuai keyakinan masing masing pihak," kata Helan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.