Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tertipu Telepon Polisi Gadungan, Rp 13 Juta Melayang

Kompas.com - 01/10/2012, 20:26 WIB
Robertus Belarminus

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Penipuan berkedok polisi kembali terjadi. Korbannya kali ini adalah Heni Lestari (51). Warga RT 04 RW 01, Cipinang Besar Selatan, Jakarta Timur, ini menstransfer Rp 13 juta dari rekeningnya.

Ditemui usai melapor di Sentra Pelayanan Kepolisian (SPK) Polsektro Jatinegara, Heni menceritakan kronologis penipuan yang menimpanya tersebut.

"Hari Sabtu (29/9/2012) jam 14.56 WIB saya di telpon lewat telepon rumah. Katanya dari kepolisian. Bilangnya anak saya ditangkap gara-gara narkoba," kata Heni kepada KOMPAS.com, Senin (1/10/2012) malam.

Kerena panik, Heni pun mempercayai hal tersebut. Kebetulan putranya, Wahid (27), memang sedang tidak berada di rumah. Saat itu dia sedang pergi bersama ayahnya ke daerah Ceger.

Saat ditelepon, pelaku bilang agar Heni tidak menghubungi siapa-siapa, sambil meminta korban mentransfer sejumlah uang miliknya ke rekening pelaku. Pasalnya, pelaku mengatakan uang tersebut dimaksudkan untuk 'uang damai' agar anaknya bisa bebas.

"Saya diminta transfer Rp 13 juta, karena takut saya kirim, waktu itu di rumah saya sendirian. Dia (pelaku) bilangnya gini, 'Bu, anak ibu sekarang terlibat narkoba, sekarang ada di TKP. Nah, kalau anak ibu mau aman, atau mau damai, ibu kirim uang, atau ibu mau anak ibu dibawa ke Polda'," ujar Heni menirukan ucapan pelaku yang meneleponnya.

Menurut korban, pelaku tidak menyebutkan identitas aslinya, tetapi mengirim pesan singkat agar korban mengirim uang ke rekening atas nama Hariyanto.

Awalnya pelaku minta dikirim Rp 30 juta, tetapi korban hanya menyanggupinya Rp 13 juta. Sisanya Rp 17 juta, pelaku lewat SMS meminta untuk dikirimkan kembali ke rekening berbeda atas nama 'Lukas Verdian', namun tidak sempat dikirim oleh korban.

Ia pun akhirnya mengetahui anaknya tidak terlibat kasus apa pun. Karena merasa ditipu, korban melaporkan ke Polsektro Jatinegara, Jakarta Timur.

"Harapan saya sih bisa dilacak (pelaku), soalnya di daerah saya sering (seperti itu), tetangga saya juga ada yang pernah kena Rp 5,2 juta," ucapnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com