CILEGON, KOMPAS -
Juru Bicara Basarnas Pusat Agolo, Minggu, mengatakan, detektor elektronik bawah air mendeteksi keberadaan kapal itu telah bergeser sejauh 1,1 kilometer (km) dari titik koordinat awal. Pada musibah Rabu lalu, kapal itu dinyatakan tenggelam di sekitar Pulau Rimau Balak atau 8,8 km menjelang Pelabuhan Bakauheni.
Hingga Minggu sore, tim evakuasi yang terdiri atas anggota Basarnas, Marinir TNI AL, Dinas Perhubungan Lampung, dan Polair Polda Lampung masih berupaya menandai lokasi tenggelamnya kapal. Penanda tersebut berupa pelampung dengan pemberat yang bobotnya 1 ton.
”Pelampung juga dilengkapi lampu untuk menghindar tabrakan dengan perahu nelayan atau kapal penumpang,” ujar Agolo. Rencananya, minimal tiga penanda akan diturunkan. Penemuan titik ini membuka harapan baru bagi tim evakuasi. Senin ini mereka rencananya memulai penyelaman ke lokasi kapal. Kedalaman perairan tempat kapal karam itu 76 meter.
Evakuasi korban
Meskipun posisi kapal sudah ditemukan, pengangkatan bangkai kapal itu kemungkinan besar tidak akan dilakukan. Tujuan utama penyelaman adalah mengevakuasi korban yang diperkirakan terjebak di dalam kendaraan mereka atau di dek-dek kapal. Faktor kedalaman perairan, kuatnya arus laut, dan keterbatasan peralatan selam menjadi kendala bagi Basarnas.
Dari data di pos koordinasi Basarnas di Pelabuhan Bakauheni, ada 40 penumpang yang dilaporkan keluarganya belum ditemukan. Sementara data awal menyebutkan ada 213 orang di dalam kapal yang dievakuasi. Dari jumlah itu, tujuh orang di antaranya meninggal.
Administrator Pelabuhan Banten Baptis Sugiarto mengatakan, pihaknya sudah memberikan keterangan kepada Kepolisian Daerah Lampung mengenai kecelakaan laut itu.
Saat ini, tiga awak kapal tanker MT Norgas Cathinka masih diperiksa intensif oleh Direktorat Polisi Perairan Polda Lampung. Mereka adalah Ernesto Lat Jr (53), master captain; Su Jibing (38), chief officer; dan Cristian Briyan Sioson (22), ordinary seaman.
Kapal tanker Norgas Cathinka itu berada di bawah perusahaan pelayaran Norgas Carriersprivate Limited, berkedudukan di Shenton Way 17-03, Singapura. Pada saat kejadian, kapal mengangkut gas propylene seberat 3.045 metrik ton.