Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tragedi 2010 Berulang, Dua Pilot Meninggal

Kompas.com - 30/09/2012, 03:43 WIB

BANDUNG, KOMPAS - Pesawat latih jenis AS 202 Bravo jatuh sewaktu berakrobat di hadapan ribuan pengunjung Bandung Air Show 2012 di Pangkalan Udara Husein Sastranegara, Bandung, Jawa Barat, Sabtu (29/9). Dua penerbang, Marsekal Pertama (Purn) Norman Tagor Lubis (68) dan Letnan Kolonel (Purn) Toni Hartono (45), tewas.

Peristiwa ini seolah mengulang kejadian Bandung Air Show 2010. Dua tahun lalu, pesawat Super Decathlon PK-NZP yang sedang beraksi juga jatuh di sekitar area pameran kedirgantaraan. Tragedi itu menewaskan penerbang Alexander Supelli (54).

Pesawat yang diterbangkan Norman dan Toni itu menghantam sebuah gedung di kompleks Dinas Penelitian dan Pengembangan TNI AU, Bandung, pukul 11.37. Badan pesawat bernomor lambung LM-2003 itu terbakar. Kedua sayapnya patah. Tubuh Norman dan Toni mengalami luka bakar serius.

Lokasi kecelakaan yang berjarak 1 kilometer dari area pameran ditutup untuk umum. Rongsokan pesawat buatan Swiss tahun 1976 itu dikeluarkan dari lokasi. Di gedung yang dihantam pesawat sedang tidak ada aktivitas.

Komandan Pangkalan TNI AU Husein Sastranegara Kolonel (Pnb) Umar Sugeng Hariyono menyatakan, penyebab kecelakaan masih diselidiki. Pada kesempatan itu, Umar didampingi Kepala Subdinas Penerangan Umum Dispen TNI AU Kolonel (Pnb) Agung Sasongkojati.

Umar menerangkan, pesawat itu kehilangan kendali sesaat sebelum jatuh. Manuver terakhirnya adalah berguling di udara, tetapi diduga tidak terkendali sehingga kecelakaan pun terjadi.

Pesawat itu memiliki dua kemudi sehingga tidak dapat dipastikan siapa yang mengemudikan saat kejadian. Tim dari Dinas Keselamatan Terbang dan Kerja Markas Besar TNI AU tengah meneliti kecelakaan ini. Pesawat itu sebelumnya dipakai untuk latihan TNI AU lalu dihibahkan kepada Federasi Aerosport Indonesia (FASI).

Norman adalah pensiunan TNI AU yang aktif di FASI. Adapun Toni yang juga pensiunan TNI AU kini menjadi instruktur Bandung Pilot Academy. Berdasarkan penuturan rekannya di FASI Jawa Barat, Norman cukup berpengalaman dalam hal akrobat udara.

Jenazah Norman dan Toni langsung dibawa ke Ruang Jenazah RS Hasan Sadikin Bandung untuk diotopsi. Jenazah Norman kini disemayamkan di rumah duka Jalan Flores, Bandung. Sementara jenazah Toni disemayamkan di rumah duka di kawasan Jalan Paledang, Bandung.

Menurut rencana, jenazah Norman dikebumikan di Taman Pemakaman Umum (TPU) Sirnaraga, Bandung, hari ini. Adapun jenazah Toni dikebumikan di TPU Ciharum, Margahayu, Kabupaten Bandung.

Panitia Bandung Air Show, Susi Mulyadi, menyatakan, turut berduka atas musibah ini. Namun, pameran kedirgantaraan itu tetap dilanjutkan. Kegiatan yang dimulai 27 September itu dijadwalkan berakhir hari Minggu ini.

Menurut pantauan Kompas, ribuan warga Bandung dan sekitarnya tetap memadati areal pameran Bandung Air Show meski atraksi udara dihentikan sementara setelah insiden itu.

Menurut Umar, pihaknya menjadikan insiden 2010 sebagai pengalaman berharga. Karena itu, semua penerbang yang tampil diharuskan mengikuti sesi briefing. ”Norman dan Toni juga ikut briefing tadi pagi,” katanya.

Adik ipar Norman, Sonni Saddak, mengenang Norman sebagai pribadi yang disiplin. Norman mengawali karier militer tahun 1973. Ia pernah menjabat sebagai Kepala Klinik Mata RS TNI AU Moh Salamun tahun 1982. Norman pernah menjadi Lektor Luar Biasa Ilmu Penyakit Mata Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran tahun 1988 dan pada Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Maranatha 1990. (ELD)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com