Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Warga Serobot PLTA, Listrik Padam 12 jam

Kompas.com - 29/09/2012, 19:03 WIB
Kontributor Tana Luwu, Husain

Penulis

LUWU TIMUR, KOMPAS.com - Kecewa dengan pihak manajemen perusahaan tambang nikel yang tidak mau mendengar tuntutan, puluhan warga di Kabupaten Luwu Timur, Sulawesi Selatan menyerobot lokasi pembangkit listrik milik perusahaan tambang nikel.

Dengan memanjat pagar kawat yang mengitari area pembangki listrik Balambano, sekitar enam puluh warga merangsak masuk ke lokasi objek vital (PLTA) milik perusahaan tambang PT. Vale di Desa Balambano, Kecamatan Wasuponda, Kabupaten Luwu Timur, Jumat (28/9/2012) sore kemarin.

Warga juga leluasa masuk ke ruang operator mesin pembangkit listrik dan mengancam keselamatan para karyawan. Sementara petugas keamanan PLTA kewalahan mengatasi aksi massa yang jumlahnya cukup banyak.

Kemarahan warga redam setelah Kapolres Luwu Timur Ajun Komisari Besar Polisi Andi Firman tiba di lokasi dan berusaha menenangkan massa. Akibat dari aksi tersebut, perusahaan tambang nikel serta sebagian besar daerah di Kabupaten Luwu Timur dan Luwu Utara, mengalami pemadaman listrik hingga 12 jam. Padamnya listrik yang dialami warga Lutra dan Lutim, disebabkan pihak manajemen menarik para karyawan PLTA Balambano serta melakukan pemadaman.

Kapolres Luwu Timur AKBP Andi Firman membenarkan aksi unjuk rasa yang berujung pada pemadaman listrik di PLTA Balambano,

"Saat mendapat informasi, kami langsung turun ke lapangan dan memberikan pengertian kepada warga," ungkap Firman, Sabtu (29/9/2012).

Sementara itu, Presiden Direktur PT. Vale Indonesia Nico Kanter dalam siaran persnya mengatakan, manajemen perusahaan terpaksa melakukan shut down (penghentian total) pada fasilitas PLTA Balambano, Kecamatan Wasuponda, akibat terganggunya proses produksi PT. Vale oleh aksi unjuk rasa yang dilakukan sekelompok masyarakat Balambano.

"Tindakan pengunjuk rasa yang memaksa masuk ke ruang operator (control room) di PLTA Balambano sangat membahayakan aktivitas produksi dan juga telah mengancam keselamatan karyawan yang ada di sana," beber Nico dalam siaran persnya.

Manajemen perusahaan prihatin dan sangat kecewa dengan tindakan para pengunjuk rasa yang sengaja melanggar hukum dengan memaksa memasuki fasilitas PLTA Balambano tanpa mempedulikan keselamatan karyawan yang bertugas, serta keselamatan masyarakat lain. Aksi unjuk rasa warga Desa Balambano berlangsung sejak hari Rabu, (26/9/2012) lalu hingga Jumat, (28/9) sore kemarin. Aksi ini sebagai bentuk protes atas beberapa kebijakan perusahaan yang dinilai tidak menguntungkan mereka.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com