Selang dua bulan pascaerupsi Merapi, Oktober 2010, para pemuda di Kaliurang, Hargobinangun, Pakem, Sleman, DI Yogyakarta, terinspirasi untuk membeli mobil jip. Inspirasi ini muncul ketika ribuan orang tiba-tiba berdatangan karena penasaran melihat dampak erupsi Merapi.
”Dua bulan setelah letusan Merapi, banyak orang yang ingin melihat kondisi di atas. Waktu itu baru ada dua jip milik warga kampung yang bisa mengantar mereka ke atas,” ucap Heru (34), warga Dusun Kaliurang Timur, Rabu (26/9).
Melihat antusiasme pengunjung, para pemuda di dusun tersebut kemudian memberanikan diri meminjam uang ke bank. Dengan modal pas-pasan sekitar Rp 28 juta, Heru membeli dua jip Willys tua buatan tahun 1968 dan 1970.
Agar biaya operasional tak membengkak, Heru mengubah mesin mobilnya dengan mesin Toyota Kijang. Dari sinilah kemudian banyak orang menyebut kendaraan mereka ”kiwil” atau Kijang Willys.
Lambat laun, pemuda-pemuda lain ikut membeli mobil. Sekarang, jumlah anggota komunitas jip di obyek wisata Telaga Putri Kaliurang telah mencapai 40 orang dengan jumlah jip 40 unit.
Setahun setelah erupsi, Heru melunasi pinjaman di bank dari hasil sewa jip. Pada hari libur atau akhir pekan, ia bisa mengantar tamu tujuh hingga delapan kali sehari dengan tarif sekali antar Rp 250.000.
Hal serupa dilakukan warga Kampung Kinahrejo, Cangkringan, Sleman, yang dahulu merupakan kediaman almarhum juru kunci Merapi, Mbah Maridjan. Saat ini, muncul tiga komunitas jip di kampung ini, yaitu Merapi Jeep Community 86, Grinata Adventure, dan Merapi Land Cruiser Community.
”Dulu kami memegang sabit, tetapi sekarang sedikit mentereng karena kami memegang setir,” kata Wajiyanto (30), anggota komunitas Merapi Jeep Community 86, sembari tertawa.