Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mobil Listrik Bukan Jawaban

Kompas.com - 20/09/2012, 03:50 WIB

Menyebutkan bahwa mobil listrik merupakan alternatif bagi mobil-mobil berbahan bakar minyak adalah pernyataan yang tidak berdasar. Mungkin membuat mobil listrik tidak terlalu sulit, tetapi menggunakannya untuk melakukan kegiatan sehari-hari, atau bahkan sebagai kendaraan umum, masih sulit.

Tidak seperti mobil berbahan bakar minyak yang daya jelajahnya cukup jauh dengan satu kali pengisian bahan bakar, daya jelajah mobil listrik sangat terbatas walaupun dengan baterai dalam keadaan penuh.

Secara umum, daya jelajah mobil berbahan bakar minyak dengan tangki terisi penuh sekitar 480-600 kilometer. Sementara daya jelajah mobil listrik dengan baterai penuh hanya sekitar 200 kilometer. Tidak diketahui apakah daya jelajahnya tetap 200 kilometer jika mobil listrik terjebak di dalam kemacetan selama berjam-jam.

Apabila bahan bakar minyak di dalam tangki menipis, hanya diperlukan waktu sekitar 5-6 menit untuk mengisi tangki penuh kembali. Seandainya di sekitar tempat itu tidak terdapat stasiun pengisian bahan bakar minyak untuk umum (SPBU), dan mesin mobil mati karena bahan bakar di tangki habis, pengendara dapat menggunakan kendaraan umum atau ojek sepeda motor ke SPBU terdekat, dan membeli bahan bakar dengan jeriken atau botol besar untuk mengisi tangki mobil sekadarnya. Setelah mesin mobil dapat dihidupkan, mobil dikendarai ke SPBU terdekat dan mengisi penuh tangki bahan bakar.

Kondisi berbeda dialami jika menggunakan mobil listrik, dan tenaga listrik di dalam baterai habis. Pengisian kembali tenaga listrik hingga penuh di dalam baterai memerlukan waktu 6-7 jam. Itu pun seandainya stasiun pengisian kembali tenaga listrik tersedia. Jika tidak, pengendara harus mencari colokan listrik di rumah, kantor, atau toko yang ada di dekatnya, yang mau memberi izin untuk mengisi baterai sekadarnya, selama 3-4 jam.

Memang saat ini ada charger khusus yang dapat membantu mempercepat pengisian hingga 80 persen hanya dalam waktu 30 menit, tetapi tetap saja diperlukan adanya colokan listrik.

Tidak praktis

Mobil listrik, atau mobil yang digerakkan oleh motor listrik, pertama kali dibuat pada tahun 1832, 54 tahun sebelum mobil bermesin pembakaran dalam (internal combustion engine) yang menggunakan bahan bakar minyak ditemukan.

Ada suatu masa di mana mobil listrik dan mobil berbahan bakar minyak digunakan berdampingan. Namun, mobil listrik dianggap kurang praktis, terutama bila dibandingkan dengan mobil berbahan bakar minyak, sehingga perlahan-lahan mobil listrik ditinggalkan. Namun, ide untuk mengembangkan mobil listrik tidak pernah mati.

Terbatasnya cadangan minyak di perut Bumi, dan prinsip kerja motor listrik yang sama sekali tidak mengeluarkan emisi (gas buang) sehingga ramah terhadap lingkungan, membuat mobil listrik tetap dikembangkan. Dan, semakin majunya teknologi baterai membuat kemampuan jelajah mobil listrik semakin jauh serta pengisiannya kembali juga semakin cepat meskipun itu masih sangat lambat bila dibandingkan dengan mobil berbahan bakar minyak.

Perusahaan-perusahaan pembuat mobil tidak tinggal diam. Mereka mengembangkan mobil hibrida (hybrid car) yang menggabungkan mesin berbahan bakar minyak dengan motor listrik. Tujuannya adalah membuat mobil yang hemat dalam mengonsumsi bahan bakar dan ramah terhadap lingkungan.

Ada berbagai jenis mobil hibrida. Ada yang tetap mengandalkan mesin berbahan bakar minyak, dan motor listrik hanya digunakan untuk memberikan tambahan tenaga saat mobil berakselerasi atau menanjak. Ada yang mengandalkan motor listrik, dan mesin berbahan bakar minyak turut membantu saat mobil berakselerasi atau melaju dengan kecepatan di atas 45 kilometer per jam. Pengisian baterai dilakukan saat mobil mengerem, atau menurunkan kecepatan, di mana motor listrik akan berfungsi sebagai alternator (dinamo).

Mobil hibrida terkini dan dianggap paling mendekati mobil listrik sejati adalah mobil hibrida plug in. Pada mobil hibrida plug in, mobil sepenuhnya digerakkan oleh motor listrik yang mendapatkan tenaga listriknya dari baterai, yang diisi di rumah atau di kantor dengan menggunakan colokan listrik.

Jika tenaga listrik di dalam baterai melemah, mesin berbahan bakar minyak akan menyala dan mengisi baterai. Dengan kata lain, mesin berbahan bakar minyak hanya berfungsi sebagai generator.

Dengan mobil hibrida plug in, pengendara tidak perlu khawatir mobil yang dikendarainya akan kehabisan tenaga listrik di tengah perjalanan. Persoalannya, harga jual mobil-mobil seperti itu tinggi (mahal) sehingga tidak banyak ditemui lalu lalang di jalan. Diharapkan pemerintah memberikan subsidi berupa pengurangan pajak pada mobil-mobil yang ramah lingkungan sehingga harga jualnya tidak tinggi.

Di luar mobil hibrida, ada juga mobil fuel cell, yang pada prinsipnya adalah mobil listrik yang memiliki sumber listriknya sendiri. Mobil fuel cell menggunakan motor listrik sebagai penggerak. Listriknya diperoleh dengan menggabungkan gas hidrogen yang dibawa dalam tabung bertekanan tinggi dengan oksigen yang diperoleh dari udara di dalam perangkat yang diberi nama fuel cell.

Mobil fuel cell sangat ramah lingkungan karena emisinya hanya berupa air (H2O) dan hawa panas. Sama seperti mobil hibrida, harga jual mobil ini masih tinggi. Dan, berbeda bahan bakar minyak yang cadangannya terbatas, dan suatu ketika akan habis, hidrogen adalah bahan bakar terbarukan (renewable) sehingga tidak perlu khawatir suatu saat akan habis.

Hidrogen bahkan dapat diekstrak dari air, hanya pada saat ini teknologinya masih sangat mahal dan rumit. Diharapkan suatu saat prosesnya dapat dilakukan dengan mudah dan murah.

(JL)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com