Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Depo Air Gunung Ungaran Kewalahan Penuhi Permintaan

Kompas.com - 19/09/2012, 23:14 WIB
Kontributor Ungaran, Syahrul Munir

Penulis

UNGARAN, KOMPAS.com - Sejumlah depo pengisian air disekitar lereng gunung Ungaran, kabupaten Semarang kewalahan memenuhi permintaan, seiring meluasnya wilayah yang dilanda kekeringan pada musim kemarau tahun ini.

Permintaan air bersih tidak hanya datang dari Semarang, tetapi sampai ke wilayah Kendal, Purwodadi, Blora, Demak dan Rembang.

Kendati demikian kelebihan permintaan tersebut tidak serta merta dapat dipenuhi, karena terkendala oleh menyusutnya debit air sumber gunung Ungaran yang ditengarai berkurang hingga 60 persen dari kapasitas normal.

"Antrean truk tangki semakin panjang karena waktu pengisian menjadi lebih lama dari biasanya. Saat normal satu tangki ukuran 6 ribu liter hanya butuh waktu 12 menit, tapi sekarang ini bisa sampai 30 menit," Ungkap Dwi Priyanto, petugas operasional depo air Nyatnyono, Ungaran Barat, Rabu (19/9/2012) siang.

Menurut Dwi, sejak bulan agustus lalu di depo air milik pemerintah desa Nyatnyono ini buka 24 jam dengan total truk tangki yang dilayani sebayak 45 armada, baik dari perusahaan penyuplai air bersih maupun pribadi.

Panjangnya antrean akibat lamanya pengisian air, kata Dwi menyebabkan pengiriman kepada konsumen tertunda dua hingga tiga hari.

"Perusahaan penyuplai air biasanya memprioritaskan pengiriman ke depot air isi ulang yang sudah menjadi pelanggan tetap. Sedangkan permintaan dari masyarakat biasanya terpaksa dikalakan. Akibatnya banyak konsumen rumah tangga yang mengambil air sendiri ke depo dengan membawa mobil sendiri," kata Dwi.

Seperti yang dilakukan oleh Suyadi (52), warga Candirejo Ungaran Barat, dengan mobil pick up kecil bermuatan tandon air berkapasitas seribu liter ini tampak antre diantara truk tangki menunggu giliran mengisi air.

Ia mengaku setiap dua hari sekali mengambil air untuk perusahaan roti rumahan dikampung Ngablak, Ungaran. Pasalnya, air sumur yang menjadi sumber baku perusahaan tersebut sejak dua bulan ini menyusut dan keruh.

"Sebelum kesini saya sudah ke lima depo lainnya, antriannya juga sangat panjang. Eh ternyata disini juga sama." kata Suyadi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com