Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gajah Sumatera Lahirkan Bayi Betina di Aceh

Kompas.com - 19/09/2012, 14:32 WIB
Kontributor Banda Aceh, Daspriani Y Zamzami

Penulis

BANDA ACEH, KOMPAS.com - Suasana di kawasan Conservation Response Unit (CRU) di Desa Ie Jeureungeh, Kecamatan Sampoiniet, Kabupaten Aceh Jaya, terlihat ramai dari biasanya. Seekor gajah betina (Elephas Maximus Sumatranus) yang merupakan anggota patroli hutan melahirkan seekor bayi betina pada Selasa dini hari (18/9/2012). Bayi betina yang belum diberi nama ini terlahir sehat dan memiliki berat badan sekitar 70 kilogram dengan tinggi badan 80 cm.

Kelahiran bayi gajah ini sedikit lebih awal dari jadwal yang diperhitungkan dengan usia kehamilan sekitar 44 minggu. Field Manager Fauna Flora international (FFI) Wahdi Azmi mengatakan, gajah yang melahirkan tersebut bernama Suci (20), yang merupakan salah satu gajah jinak anggota patrol di kawasan tersebut.

"Petugas memprediksi Suci akan melahirkan sebulan yang akan datang, namun ternyata Suci melahirkan pada waktu yang di luar dugaan, dan tanpa memberikan tanda-tanda sebelumnya," ujar Wahdi.

Anak gajah yang lahir ini merupakan hasil perkawinan Suci dengan gajah jantan liar yang hidup di kawasan hutan sekitar camp CRU. "Saat itu tiba-tiba seekor gajah liar berhasil masuk ke lokasi CRU dan langsung menuju ke arah Suci, dan kemudian perkawinan pun terjadi, tapi para mahout lalu mengusir gajah liar tersebut, karena dikhawatirkan akan melukai gajah jinak yang ada," kata Wahdi.

Hanafiah, sang mahout (pawang) mengaku senang dengan hadirnya bayi gajah di lingkungan CRU. Sebulan sebelum melahirkan, sebut Hanafiah, Suci sempat berkelakuan sangat manja sehingga perlu perhatian yang ekstra.

"Saat ini kondisi Suci sangat baik, bahkan sang bayi pun langsung menyusu kepada induknya, keduanya kini di bawah pengawasan dokter hewan yang bertugas di CRU," ujar Hanafiah.

Kini kompleks CRU memiliki enam ekor gajah, termasuk bayi gajah betina yang belum diberi nama tersebut. Lima gajah lainnya adalah Suci, Ida, Azis, Winggo dan Sena. Kelima gajah ini adalah gajah jinak yang merupakan anggota patrol gajah.

CRU adalah sebuah program kolaborasi antara Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA), Dinas Kehutanan Kabupaten Aceh Jaya dan Fauna & Flora International (FFI) serta lembaga lokal Community Ranger.

Program ini bertujuan untuk membangun mekanisme pengamanan hutan berbasis masyarakat dan melakukan mitigasi konflik antara masyarakat dan satwa liar; melakukan program penyadartahuan serta mengembangkan mata pencaharian masyarakat yang sejalan dengan kaidah konservasi sumberdaya alam. Saat ini tercatat hanya 500-an gajah Sumatera hidup di kawasan hutan-hutan di Aceh.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com