Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kronologi Penggerebekan Pabrik Sabu Rumahan

Kompas.com - 18/09/2012, 23:04 WIB
Alfiyyatur Rohmah

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Penggerebekan rumah pabrik narkoba di Perumahan Taman Surya V Blok JJ 5/23 RT 08 RW 03, Pegadungan, Jakarta Barat, berawal dari laporan masyarakat di Penjaringan, Jakarta Utara, tentang adanya transaksi narkoba yang kerap dilakukan di toilet sebuah pusat perbelanjaan di Jakarta Utara.

"Setelah melakukan proses penyelidikan, kita langsung meringkus A dan B di dekat toilet Mal Emporium," kata Wakil Direktur Tindak Pidana Narkoba Mabes Polri Komisaris Besar Anjan Pramuka Putra di Kalideres, Jakarta Barat, Selasa (18/9/2012).

Anjan mengatakan, dari penangkapan pertama, tim dari Mabes Polri berhasil menyita 1,5 gram sabu, delapan butir ekstasi warna biru, dan dua pucuk senjata api. Setelah penyelidikan lebih lanjut, polisi berhasil menyita 59,06 gram sabu, 28 butir ekstasi, dan 1 kilogram Iodine di apartemen yang dihuni oleh M, istri A.

Anjan menambahkan, dari hasil interogasi terhadap tersangka A, tersangka mengaku mendapatkan sabu dari Ac. Polisi kemudian berhasil meringkus Ac, Aw, dan J di sebuah hotel di Pluit, Jakarta Utara. Dari penangkapan ketiga tersangka itu, polisi mendapatkan 22 gram sabu, 38 butir ekstasi, dan satu timbangan elektrik. Para tersangka mengaku memperoleh Iodine dari R dan I. Keduanya ditangkap di Jalan Januar Hijau XII, Kelapa Gading, ketika sedang mengonsumsi sabu.

Setelah membekuk delapan tersangka tersebut, polisi menggeledah rumah R di Perumahan Citra 5 Blok E No 22, Jakarta Barat. Penggeledahan tersebut menemukan 50.000 gram Iodine. Di rumah itulah para tersangka membuat sabu untuk diedarkan ke kota-kota besar di Jakarta. Setelah diracik, mereka kemudian mengemasnya di Perumahan Taman Surya Lima, Jakarta Barat.

Untuk melancarkan aksinya, A mengaku sebagai anggota Badan Narkotika Nasional (BNN) dan Polda Metro Jaya. Dia mendapatkan kartu tanda pengenal Polda dari seorang anggota Detasemen Khusus 88 Antiteror Polri dengan pangkat inspektur satu. Adapun kartu identitas BNN didapatkan dari seorang polisi berpangkat komisaris. "Belum pasti, masih dalam tahap penyidikan, karena itu kan baru pengakuan sepihak (A). Jadi kita masih akan lakukan cross check untuk mengetahui kebenarannya," kata Anjan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com