Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

AS Janjikan Investigasi Menyeluruh

Kompas.com - 14/09/2012, 01:45 WIB

Washington, Kamis - Pemerintah Amerika Serikat, Kamis (13/9), bertekad melakukan investigasi menyeluruh atas insiden serangan pada fasilitas diplomatiknya di Benghazi, Libya. Serangan yang terjadi pada Selasa malam itu menewaskan Duta Besar AS untuk Libya Christopher Stevens dan tiga anggota staf kedutaan besar.

Presiden Barack Obama dan Presiden Majelis Nasional Libya Mohamed el-Magariaf, Rabu malam, sepakat menggelar investigasi terkait serangan itu. Stevens dan tiga anggota staf kedubes tewas akibat diserang massa pengunjuk rasa di depan kantor Konsulat AS di Benghazi.

Stevens tewas dalam kunjungan singkat ke kantor Konsulat AS di Benghazi. Pria yang baru 4 bulan jadi Dubes AS untuk Libya itu berlindung bersama anggota staf informasi Sean Smith ketika tempat mereka berlindung turut terbakar diserang massa yang membawa senjata otomatis dan roket peluncur granat.

Massa memprotes beredarnya film berisi penghujatan terhadap nabi di AS dan situs sosial Youtube. Smith ditemukan tewas di lokasi, sedangkan Stevens diketahui tewas di rumah sakit.

Obama berjanji melakukan penyelidikan menyeluruh setelah muncul dugaan bahwa serangan itu telah direncanakan oleh kelompok garis keras di Libya. Pada saat bersamaan, Obama memperkuat pengamanan kantor perwakilannya di seluruh dunia.

Seorang pejabat senior AS menambahkan, serangan itu tampak menggunakan unjuk rasa sebagai awal untuk melakukan serangan. ”Jelas ada sebuah rencana serangan yang kompleks,” ujarnya.

”Presiden AS menjelaskan, kita harus bekerja sama melakukan apa pun yang diperlukan untuk mengidentifikasi pelaku dan membawa mereka ke pengadilan. Kedua presiden sepakat bekerja sama dalam penyelidikan ini,” demikian pernyataan resmi Gedung Putih.

 ”Ini merupakan sebuah rencana besar yang kompleks. Para penyerang tampaknya telah menyiapkan dan menggunakan unjuk rasa ini sebagai pengalih,” kata pejabat Gedung Putih.

Obama juga meminta Presiden Mesir Muhammad Mursi waspada terkait protes serupa di Kairo. Mesir ”harus bekerja sama dengan AS dalam menjaga keamanan fasilitas diplomatik dan staf kedutaan”.

”Presiden Obama menambahkan, dia menolak tudingan tentang adanya upaya melecehkan Islam. Presiden menekankan, tidak pernah ada pembenaran atas aksi kekerasan yang menyasar orang-orang tak berdosa dan semua tindakan yang membahayakan personel dan fasilitas AS,” kata Gedung Putih.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com