”Kami masih melakukan pencarian, bekerja sama dengan petugas imigrasi dan masyarakat. Kami mengumumkan ke warga yang melihat orang asing di sekitarnya agar segera melapor,” kata Kepala Kepolisian Resor Madiun Ajun Komisaris Yusuf.
Sebelumnya, Pada Jumat lalu Polres Pacitan menggagalkan upaya penyelundupan 60 imigran asal Timur Tengah ke Pulau Chrismas, Australia, melalui jalur laut. Imigran yang sebagian besar berasal dari Turki itu diserahkan ke Kantor Imigrasi Madiun. Imigrasi memeriksa mereka dan sementara menampung di sebuah hotel di Madiun karena Rumah Detensi Imigrasi di Surabaya penuh (Kompas, 8/9).
Menurut Kepala Seksi Pengawasan dan Penindakan Keimigrasian Kantor Imigrasi Madiun Usman, imigran melarikan diri pada Sabtu siang. Saat itu, ia dan polisi yang berjaga direpotkan dengan sikap sejumlah imigran yang membuat keributan dengan berteriak-teriak. ”Saat kami menangani imigran yang bermasalah, sebagian lainnya keluar dari hotel dengan mendobrak pintu gerbang. Mereka menuju ke jalan raya,” katanya.
Imigran yang kabur itu tak ada yang tahu arah sehingga lari tak tentu tujuannya. Ada yang lari ke kebun tebu, ada yang ke pasar, dan sebagian ke sungai. Imigran perempuan dan anak-anak berteriak histeris saat dibawa kembali ke penampungan.
Sejumlah imigran mengatakan, mereka ingin ke Jakarta. Selama di penampungan, mereka merasa tidak nyaman.
Dari Pacitan, sembilan pengemudi mobil sewaan yang membawa 60 imigran gelap asal Timur Tengah ditetapkan sebagai tersangka. Mereka dikenai tuduhan membantu upaya penyelundupan warga asing.
Kepala Polres Pacitan Ajun Komisaris Besar Agung Budijono mengatakan, sembilan tersangka itu ditahan untuk memudahkan pemeriksaan. Dari sembilan tersangka, satu orang adalah warga Pacitan dan sisanya berasal dari Surabaya.
Sementara Komandan Kodim 0319/Mentawai Letnan Kolonel (Kav) Josafath M Roberth Duka menuturkan, 53 imigran gelap dari Sri Lanka yang terdampar dalam kapal kedua di Kecamatan Sikakap, Kabupaten Kepulauan Mentawai, Sumatera Barat, Sabtu, menolak makanan yang diberikan aparat. ”Kondisi mereka lemah, tetapi tetap menolak turun dan tidak mau diberi makanan,” ujarnya. Imigran itu berniat ke Australia.