Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Thorik Diduga Juga Akan Membuat Racun

Kompas.com - 06/09/2012, 00:26 WIB
Sabrina Asril

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Muhamad Thorik (32), pemilik benda yang diduga merupakan bahan peledak, diduga juga akan membuat racun "bubur California" di rumahnya di kawasan Tambora, Jakarta Barat. Selain menemukan bahan-bahan peledak, polisi juga menemukan lembar pembuatan racun di kamarnya.

"Selain lembaran petunjuk pembuatan bom, ditemukan juga lembaran pembuatan racun atau yang disebut bubur California," kata Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya Komisaris Besar Rikwanto, Rabu (5/9/2012).

Rikwanto menambahkan, aparat kepolisian juga menemukan detonator, bahan-bahan kimia yang diduga black powder, belerang, sejumlah paku, dan lima  pipa paralon berisi paku di kamar Thorik. Belum diketahui pasti tujuan Thorik memiliki bahan-bahan ini.

Rikwanto menyatakan, Thorik merupakan salah seorang warga yang masuk dalam pantauan kepolisian. Kepala Polres Metro Jakarta Barat Komisaris Besar Suntana juga menyebut Thorik ikut terlibat dalam kelompok radikal yang dipantau kepolisian.

Sebelumnya, sebuah benda yang diduga bom rakitan setengah jadi ditemukan di Jalan Teratai 7, RT 02/RW 04, Kelurahan Jembatan Lima, Kecamatan Tambora, Jakarta Barat, pukul 14.30. Benda itu ditemukan di dalam rumah milik Iyot (60).

Penemuan bahan-bahan peledak ini bermula dari kecurigaan masyarakat sekitar setelah melihat kepulan asap dari rumah Iyot. Awalnya, warga menyangka ada kebakaran. Warga sekitar lalu mendatangi rumah tersebut dan mendapati benda yang diduga dimilik Muhamad Thorik, putra Iyot, yang kini menganggur.

Saat warga mendekat, Thorik justru kabur dengan masih mengenakan sarungnya, ke arah Jembatan Lima. Tim Gegana langsung mengamankan benda berbahaya itu untuk diteliti lebih lanjut.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com