Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Wali Kota Gandeng Polisi Tertibkan PSK Pemeras

Kompas.com - 05/09/2012, 16:30 WIB
Fabian Januarius Kuwado

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Kasus pemerasan yang dilakukan Pekerja Seks Komersil (PSK) di Jalan Bekasi Timur Raya, Cipinang, Jakarta Timur, terhadap tiga pemuda dianggap sudah meresahkan. Apalagi mereka dibekingi preman.

Wali Kota Jakarta Timur Murdhani pun mengaku sedang meminta aparatnya untuk mengumpulkan informasi terkait kasus tersebut. Sesuai dengan tugas Muspiko (Musyawarah Pimpinan Kota), wali kota akan melakukan kerjasama dengan Polres Jakarta Timur, untuk melakukan penertiban.

"Saya minta itu ditertibkan Dinsos dan Satpol PP. Selain itu saya akan koordinasikan dengan Kapolres Jakarta Timur untuk lebih meningkatkan keamanan," ujarnya saat ditemui wartawan di Restoran Munik, Matraman, Jakarta Timur, Rabu (5/9/2012).

Menurutnya, kerjasama dengan pihak kepolisian untuk menertibkan penyakit masyarakat itu menjadi kebutuhan bersama. Berdasarkan pengalamannya, jika hanya pihak wali kota yang melakukan penertiban, kerap terbentur oleh preman yang membekingi aktivitas tersebut.

"Kalau kita sendirian, terbentur dengan perlawanan jeger-jeger di belakang mereka. Makanya harus di-back up. Tidak bisa sendiri-sendiri, harus bersama-sama," terangnya.

Sebelumnya memang telah terjadi kasus pemerasan yang dilakukan oleh tiga PSK kepada tiga pemuda asal Cilacap, Jawa Tengah. Mereka yaitu Tiko Priastomo (20), Dwi Gunawan (19) dan Ahmad Kholid (19).

Pada Rabu (5/9/2012) dini hari, ketiga pemuda tersebut turun dari angkutan umum di daerah lokalisasi Jalan Bekasi Timur Raya, seberang LP Cipinang, Jakarta Rimur. Baru saja ditinggal angkutan umum, tiga orang PSK langsung menarik mereka bersama tiga ojek. Tak mengerti harus berbuat apa, ketiganya dipaksa naik ojek dan dibawa masuk ke dalam sebuah kos-kosan.

Di sana, PSK menyediakan berbagai minuman berenergi dan makanan ringan. Merasa tak memesan, ketiganya pun beranjak pergi. Saat itulah, PSK itu mengeluarkan bon sebesar Rp 1.850.000 yang harus dibayar ketiga pemuda itu.

Terkejut melihat jumlah tersebut, terjadi perdebatan antara PSK dengan ketiga pemuda itu. Para pemuda merasa tak pernah mengonsumsi minuman dan makanan yang disediakan oleh PSK. Persoalan pun kian rumit ketika PSK itu memanggil pria bertato, diduga preman yang membekingi aktivitas asusila tersebut.

Dari ketiga pemuda itu, si preman berhasil menggasak uang Rp 317.000 dan tiga ponsel. Preman tersebut berdalih, jika ketiganya tak bersedia membayar, harta itulah yang jadi jaminannya.

Tak terima atas peristiwa tersebut, ketiganya mengadu ke paman salah seorang pemuda itu. Sang paman kembali mengajak ketiganya kembali ke lokalisasi itu untuk memancing si PSK atau si preman. Sayang, dari tiga PSK, mereka hanya berhasil menangkap dua orang. Seluruh yang terlibat pun digelandang ke Polsek Jatinegara.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com