Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Miliaran Dana Kampanye, Uang dari Mana?

Kompas.com - 03/09/2012, 14:46 WIB
Imanuel More

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Chusnul Mariyah, pengajar Ilmu Politik Universitas Indonesia menilai dana kampanye yang digelontorkan dalam Pilkada DKI Jakarta terhitung sangat besar dan tidak masuk akal jika dikeluarkan dari dana pribadi seorang calon gubernur berlatar belakang birokrat.

"Kalau Anda gubernur, keluarkan uang miliaran untuk kampanye pemilukada, uangnya dari mana," kata Chusnul Mariyah dalam diskusi Pemilukada yang diadakan di Universitas Paramadina, Jakarta Selatan, Senin (3/9/2012).

Menurut Chusnul, dana pilkada yang mencakup anggaran mobilitas, penyajian program dalam berbagai bentuk, anggaran tim kerja, hingga dana kampanye yang mencapai kisaran miliaran rupiah itu sulit dipercaya jika mengandalkan sepenuhnya dompet pribadi. Ia menduga, dana tersebut berasal dari pihak-pihak tertentu yang memiliki kepentingan pada pemilukada Ibukota.

"Dana tersebut bisa berasal dari pihak tertentu, dengan kepentingan tertentu. Tidak mungkin orang keluarkan dana segitu banyak jika tidak punya kepentingan," kata mantan anggota KPU itu.

Dalam diskusi bertema "Politik Perkotaan Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah dan Swasta", Chusnul juga menguraikan bahwa apa pun program yang disajikan pasangan cagub-cawagub akan sia-sia jika tidak didukung oleh kebijakan Pemerintah Pusat dan kepentingan swasta. Salah satu titik persoalan yang disinggungnya adalah terpusatnya pemerintah, ekonomi, dan industri di Jakarta.

"Saat ini semua sentra, dari pemerintahan sampai ekonomi dan industri terpusat di Jakarta. Selama belum ada pembagian ke daerah-daerah lain, penyelesaian masalah di Jakarta akan sangat sulit, siapa pun gubernurnya," ujar Chusnul.

Dengan menjadikan Jakarta sebagai pusat pemerintahan dan ekonomi, Jakarta akan tetap menjadi tujuan arus urbanisasi setiap tahunnya. Kehadiran tersebut menghadirkan permasalahan yang serius bagi Jakarta, mulai dari premukiman, pekerjaan, hingga transportasi

"Karena itu, faktor Pusat sangat menentukan keberhasilan program Gubernur DKI. Dibutuhkan satu pemimpin negara yang punya terobosan untuk bangun sentra-sentra ekonomi baru ke daerah lain," kata Chusnul. Dengan begitu, pusat perputaran uang yang berimbas pada pusat pekerjaan tidak hanya terpusat di Jakarta. Dengan terbaginya sumber pekerjaan, para pencari kerja dan pihak swasta pun akan beralih terbagi ke kota-kota lain di Indonesia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com