Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Keluarga Korban Sampang: Tindak Tegas Semua Pelaku Kekerasan

Kompas.com - 31/08/2012, 23:21 WIB
Ilham Khoiri

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Kelompok Syiah asal Sampang, Madura, Jawa Timur, yang menjadi korban penyerangan, meminta pemerintah dan aparat keamanan untuk menangkap dan menghukum semua pelaku kekerasan.

Indonesia adalah negara hukum yang seharusnya menegakkan keadilan, melindungi warga negara, dan menjerat pelaku kejahatan, apalagi sampai membunuh warga lain.

Harapan itu disampaikan dua perwakilan Kelompok Syiah di Sampang, yaitu Muhaimin Hamamah (17) dan Muhammad Zaini (21), dalam jumpa pers di Dewan Pers di Jakarta, Jumat (31/8). Muhaminin adalah anak korban meninggal Muhammad Hasyim atau Hamamah (50), sementara Zaini anak korban luka berat yang sedang kritis, Thohir (45).  

Hamamah dan Thoir adalah dua korban penyerangan massa bersenjata tajam terhadap kelompok Syiah di Kampung Nangkernang, Desa Karanggayam, Kecamatan Omben, Sampang, Madura, Minggu (26/8) lalu. Selain keduanya, ada enam orang terluka, 37 rumah dibakar, dan harta benda hilang atau musnah.  

Muhaimin dan Zaini menjelaskan, saat ini kondisi kelompok Syiah korban penyerangan di GOR Sampang hidup tertekan, terutama akibat masih menyangsikan perlindungan keamanan. Mereka khawatir, kekerasan serupa bakal terjadi karena sampai saat ini masih ada beberapa ancaman penyerangan. Apalagi, masih banyak pelaku penyerangan belum ditangkap oleh kepolisian.  

"Kami masih takut. Tangkap dan adili para pelaku pembunuhan ayah saya dan penyerangan ke kampung kami," kata Muhamimin Hamamah, yang masih trauma akibat menyaksikan pengeroyokan itu.

Muhammad Zaini juga meminta pemerintah serius melindungi warga negara, termasuk kelompok Syiah di Sampang. "Kami minta pemerintah memberikan jaminan perlindungan dan keamanan dengan tegas," katanya.

Keduanya juga meminta pemerintah untuk memulihkan hak-hak korban kekerasan, seperti membangun rumah, dan mengganti harta benda yang dijarah atau musnah saat penyerangan.

Kelompok Syiah juga menolak gagasan relokasi. Langkah itu dianggap bukan jalan terbaik karena mereka lahir, besar, dan hidup dari tanah di kampung di Karanggayam. Memindahkan mereka ke lokasi lain bakal menyulitkan hidupnya. "Kami ingin tetap tinggal di Karanggayam," kata Muhammad Zaini. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com