Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pasca Lebaran, Gepeng di Kediri Dirazia

Kompas.com - 30/08/2012, 19:43 WIB
Kontributor Kediri, M Agus Fauzul Hakim

Penulis

KEDIRI, KOMPAS.com - Belasan gelandangan dan pengemis atau disebut penyandang masalah kesejahteraan sosial (PMKS) di Kota Kediri terjaring razia yang dilakukan oleh petugas gabungan dari Dinas Sosial dan Tenaga Kerja dan Satuan Polisi Pamong Praja pemkot setempat, Kamis (30/8/2012) petang.

Mereka yang terjaring kemudian dibawa ke barak penampungan milik pemerintah di Kelurahan Semampir. Razia pertama yang dilakukan pasca Lebaran ini dimulai dari pusat kota kemudian dilanjutkan dengan penyisiran di hampir semua ruas jalan protokol. Selain gepeng, para pengamen dan anak punk juga turut diciduk petugas. Mereka kemudian diangkut dengan menggunakan truk milik Satpol PP dan dibawa ke penampungan.

Kepala Dinas Sosial Tenaga Kerja Pemerintah Kota Kediri, Kristianto, mengatakan tujuan dari razia tersebut adalah untuk meningkatkan ketertiban dan keamanan kota agar masyarakat merasa nyaman. Para penyandang PMKS tersebut selanjutnya akan dipilah sesuai usia serta latar belakangnya guna efektifitas pembinaan.

"Mereka yang tua akan kita titipkan ke panti wreda, anak jalanan kita arahkan ke panti dan para wanita tuna susila kita titipkan ke panti rehabilitasi," kata Kristianto.

Kristianto juga meminta kepada masyarakat agar tidak memberikan sumbangan ataupun derma kepada para penyandang PMKS. Hal itu menurutnya akan mempersulit penyelesaian masalah ini. "Masalah ini memang masalah klasik. Salah satu mata rantainya adalah masyarakat yang masih memberikan sumbangannya kepada gepeng," imbuhnya.

Usai terjaring, mereka kemudian dikumpulkan di balai penampungan. Petugas kemudian melakukan pendataan identitas dan asal usul para gepeng. Bahkan pihak kepolisian juga didatangkan untuk memberikan pengarahan terhadap mereka.

Seorang pengemis yang terjaring razia, Sumiyati (70), mengaku pasrah saat ditangkap petugas. Wanita yang belum genap setahun menggantungkan hidupnya dari derma masyarakat ini berharap dapat tinggal di barak penampungan yang telah disediakan oleh pemerintah. "Saya sudah tidak punya siapa-siapa. Saya inginnya tinggal disini, tapi kata mbak itu (petugas) tidak boleh. Masak saya akan dibawa ke panti jompo, saya kan nggak cacat," kata warga Kertosono ini.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com