Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Memanen Gula Aren dari Panas Bumi

Kompas.com - 29/08/2012, 11:06 WIB

Jika dijual langsung ke PT Gula Aren Masarang, nira dihargai Rp 1.500 per liter. Jadi, hasil panen 75 liter per hari menghasilkan omzet bersih Rp 112.500.

”Saya lebih memilih menjual air nira langsung ke pabrik karena tidak perlu memasak seharian sehingga bisa melakukan pekerjaan lain. Saya juga tidak perlu membeli kayu,” kata Armi.

Tingginya minat petani membuat Smits berancang-ancang mengganti pipa pemasok gas panas bumi menjadi berdiameter 10 inci (25,4 sentimeter) agar bisa memproduksi 9 ton gula aren per hari. ”Ke depan, kami harap bisa menyerap 100.000 liter nira per hari,” katanya.

Smits juga menyiapkan industri aren berbasis koperasi desa. Setiap desa diharapkan mendirikan koperasi untuk mengelola pabrik mini di desa masing-masing. ”Sudah ada beberapa investor yang tertarik membangun pabrik mini ini,” katanya.

Anggota koperasi berhak menjadi pemegang saham pabrik mini itu maksimal 49 persen. Sisanya tetap dipegang investor. Dengan sistem ini, petani berhak mendapat bagian keuntungan pabrik mini. ”Cara menjadi pemegang saham cukup dengan menyediakan nira di bawah harga. Selisih harga itu digunakan untuk membeli saham,” katanya.

Smits mengklaim bahwa pabrik gula aren Masarang yang memanfaatkan panas bumi tersebut merupakan yang pertama di dunia. Ini merupakan upaya pengoptimalan potensi panas bumi yang berlimpah di negeri ini.

Indonesia memiliki potensi panas bumi 40 persen dari cadangan dunia atau mencapai 29.038 MW. Lokasinya tersebar di 276 titik, mulai dari Sumatera, Jawa, Bali, Nusa Tenggara, Kalimantan, Sulawesi, Maluku, sampai Papua. Potensi ini merupakan yang terbesar di dunia. Namun, potensi itu baru dimanfaatkan 1.332 MW (4,7 persen dari potensi), yang menempatkan Indonesia di bawah Filipina (2.000 MW) dan Amerika Serikat (2.700 MW).

Jika potensi panas bumi ini dioptimalkan, Indonesia tak hanya bisa menjadi superpower energi listrik, sebagaimana disampaikan Al Gore di Jakarta beberapa waktu lalu. Panas bumi juga bisa memberikan banyak nilai lebih untuk menggerakkan ekonomi rakyat.(Amir Sodikin/Aswin Rizal Harahap)

Ikuti perjalanan Ekspedisi Cincin Api Kompas di www.cincinapi.com

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com