SAMPANG, KOMPAS.com - 205 pengungsi Syiah asal Desa Karang Gayam dan Desa Bluuran, Kecamatan Omben, Kabupaten Sampang, Jawa Timur, yang ditampung di gedung tenis indoor, merasa tidak kerasan. Apalagi mereka tidak bisa bebas berinteraksi dengan orang lain, selain dengan sesama pengungsi.
Bahkan, mau merokok di luar ruangan pun mereka dilarang oleh petugas keamanan. Maksum, salah satu pengungsi asal Desa Karang Gayam, Senin (27/8/2012) memberikan kesaksian itu. Namun demikian, meski tidak kerasan di tempat pengungsian, Maksum tidak punya pilihan lain kecuali memilih tetap bertahan.
"Saya bingung mau ke mana lagi. Rumah saya sudah hangus semua dan yang tersisa hanya baju yang melekat di badan ini," katanya lirih.
Ditambahkan pria tiga anak ini, ia sudah bersusah-susah membangun kembali rumah yang pernah dibakar oleh warga kontra Syiah pada akhir 2011 lalu, kini dibakar kembali pada Minggu kemarin. Rumah yang dibangun Maksum untuk yang kedua kalinya, hanya lebih bagus dari kandang ayam.
"Saya tidak punya banyak uang untuk membangun rumah setelah dibakar tahun lalu, sehingga meskipun jelek yang penting tidak terkena panas dan hujan. Tapi sekarang semuanya sudah musnah," imbuhnya.
Para pengungsi dikawal ketat aparat keamanan dari Polisi dan Pol PP Sampang. Sesekali mereka melongokkan wajahnya dari dalam ruangan, namun mereka kemudian disuruh masuk kembali.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.