Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kekeringan dan Kebakaran Hutan Meluas

Kompas.com - 16/08/2012, 05:39 WIB

Jakarta, Kompas - Menurunnya curah hujan sejak Juni menyebabkan krisis air dan kekeringan di lahan persawahan serta menyusutnya volume air waduk di Jawa, Sumatera, Kalimantan, dan Sulawesi. Dampak lain adalah meningkatnya titik api karena pembakaran lahan di Sumatera dan Kalimantan.

”Titik api berpotensi menimbulkan kabut asap yang dapat mengganggu penerbangan,” kata Kepala Unit Pelaksana Teknis Hujan Buatan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) F Heru Widodo, Rabu (15/8), di Jakarta.

Untuk mengatasi persoalan itu, mulai pertengahan Agustus hingga akhir September BPPT melaksanakan modifikasi cuaca yang biasa disebut operasi hujan buatan (OHB).

Menurut Heru, hujan buatan akan dilakukan di Riau untuk mengamankan pelaksanaan Pekan Olahraga Nasional (PON). ”Pelaksanaan hujan buatan ini sesuai dengan permintaan Gubernur Riau yang akan menjadi tuan rumah PON,” kata Heru. Untuk hujan buatan ini, BPPT mengerahkan dua pesawat terbang dan dua helikopter yang akan dioperasikan hingga 25 September 2012.

Selama September, UPT HB BPPT juga akan melaksanakan hujan buatan untuk mengisi waduk Kota Panjang dan Singkarak di Sumatera Barat sesuai permintaan PLN.

Selain di Sumatera, hujan buatan juga akan dilakukan mulai 27 Agustus di Kalimantan Barat dan Kalimantan Tengah. Hujan buatan di Kalimantan ini untuk mengatasi kebakaran lahan. Adapun di Sulawesi, dijalin kerja sama dengan PLN untuk pembuatan hujan buatan guna mengisi waduk di Sulawesi Selatan, Tenggara, dan Selawesi Barat.

Di Pulau Jawa, sambung Heru, hujan buatan akan dilakukan untuk mengatasi kekeringan yang diperkirakan puncaknya sekitar Oktober. ”Khusus di Jawa Timur, hujan buatan dilakukan untuk mengisi air sejumlah waduk di DAS Brantas,” kata Heru.

Teknologi ”flare”

Sementara itu, Kepala BPPT Marzan A Iskandar mengatakan, dengan meningkatkan permintaan penanganan OHB setiap tahun dari berbagai daerah pihaknya akan menyusun perencanaan layanan jasa serta pemanfaatan teknologi yang efisien dan efektif.

Dalam hal ini BPPT akan meningkatkan penggunaan flare, yaitu tabung yang berisi material padat dari senyawa iodium atau argon yang berfungsi memicu kondensasi awan.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com