Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Aksi "Lontar Jumroh" di Depan Kedubes Myanmar

Kompas.com - 09/08/2012, 18:00 WIB
Adri Prima

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Aksi demonstrasi yang dilakukan oleh ratusan orang di depan Kantor Kedutaan Myanmar, Jalan Agus Salim, Jakarta Pusat pada Kamis (9/82012) diwarnai dengan aksi "lontar jumroh".

Demonstrasi ini dilatarbelakangi kasus kekerasan serta pembunuhan warga muslim dari etnis Rohingya yang dilakukan oleh kaum ekstrimis di wilayah Rakhine, Myanmar.

Seremonial "lontar jumroh" dilakukan oleh ratusan demonstran sebagai representasi dari ritual perlawanan umat muslim terhadap setan atau iblis.

Berbeda dengan ritual lontar jumroh di Mekkah yang menggunakan batu, para demonstran yang tergabung dalam Kelompok Masyarakat Peduli Rohingya melakukannya dengan melempar segenggam kertas putih ke halaman Kedutaan Myanmar. Ritual lontar jumroh tersebut dilakukan secara bersamaan.

"Sebagai tanda perlawanan kepada iblis dan setan mari kita bersama-sama melakukan ritual lontar jumroh sebelum meninggalkan tempat ini," ujar orator dengan menggunakan pengeras suara.

Meskipun sempat terjadi kontak fisik antara aparat kepolisian dengan para demonstran, beruntung aksi unjuk rasa berakhir tertib. Pantauan di lokasi, sekitar pukul 12.45 Wib, pihak demonstran melakukan negosiasi dengan aparat kepolisian untuk menyegel kantor Kedutaan Myanmar.

Dua orang perwakilan demonstran dipersilahkan menyegel kantor kedutaan. Mereka menyegel kantor dengan membentangkan pita kuning serta memasang kaos putih berlumuran darah lengkap dengan spanduk yang bertuliskan 'Stop Violence, Save Muslim Rohingya'.

Setelah aksi penyegelan tersebut, ratusan demonstran secara perlahan meninggalkan lokasi kedutaan sekitar pukul 13.00 wib. Namun, para demonstran mengaku tidak akan berhenti melakukan aksi sebelum pemerintah Myanmar benar-benar menghentikan kekerasan tersebut.

"Kami tidak akan berhenti sampai disini, di lain waktu kami akan kembali dengan membawa pasukan yang lebih banyak," kata orator dalam unjuk rasa tersebut.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com