Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dituduh Curi Motor, ABG Diculik dan Disiksa 6 Pria Bersenjata

Kompas.com - 09/08/2012, 00:01 WIB
Kontributor Medan, Mei Leandha

Penulis

MEDAN, KOMPAS.com - Andi Dahlan (15) warga Jalan Budi Luhur Helvetia Medan, didampingi pamannya Irwansyah (29) mendatangi Mapolsekta Medan Baru untuk melaporkan aksi penculikan dan penganiayaan yang dilakukan enam pria bersenjata api (senpi) terhadap dirinya, Rabu (8/8/2012).

Remaja ini mengaku diculik dari rumah pamannya di kawasan Jalan Piring seputaran Jalan Ayahanda Medan pada Senin (6/8/2012) malam sekira pukul 21:00 WIB dan berhasil lolos pada Selasa (7/8/2012) sore sekira pukul 17:00 WIB.

Informasi dikepolisian, aksi penculikan yang dialami korban yang masih duduk di kelas III SMP ini bermula ketika dirinya sedang berada di depan rumah pamannya. Korban dihampiri seorang pria yang langsung memaksanya naik ke mobil jenis Suzuki Carry. Saat berada di dalam mobil, korban dipaksa mengakui jika dirinya adalah pelaku pencurian kendaraan bermotor (ranmor) dan anggota geng motor yang mencuri sepeda motor jenis Yamaha Mio milik pelaku bernama Leo (45).

Tak hanya itu, korban juga dipaksa memberitahukan keberadaan rekannya bernama Edo (16) yang juga dituduhkan sebagai pelaku ranmor. "Aku dipaksa naik ke mobil, di dalam mobil ada lima laki-laki dan satu perempuan. Selama di dalam mobil aku dipaksa mengaku mencuri motor dan aku adalah anggota geng motor. Aku mana tahu apa-apa makanya aku tak mau mengaku," katanya sambil menjelaskan laki-laki yang mengintrogasinya berciri-ciri gemuk tapi wajahnya tidak jelas karena malam hari.  "Aku didudukan di bawah lantai mobil," tambahnya.

Kemudian, korban dibawa ke daerah Simalingkar Medan, ke warnet-warnet untuk mencari keberadaan Edo.  "Aku dipukuli di dalam mobil, terus diancam mau dibunuh pakai parang. Ku lihat lagi ada dua orang yang pakai pistol. Takut kali aku waktu itu," cerita korban mengenang peristiwa itu.

Saat ditanyai mengenai hubungan korban dengan Edo (16), korban mengaku Edo adalah kawannya yang tinggal di sekitar Jalan Ayahanda. Namun korban tak mengetahui jika Edo pelaku ranmor atau tidak, karena dirinya hanya sebatas mengenal Edo. "Cuma kenal ajanya aku, tak kompak kali aku sama dia itu. Orang itu (pelaku) mau mencari si Edo, sementara aku tak tahu kali di mana si Edo. Karena itu pula aku terus dipukuli sampai aku bisa ngasih tau di mana si Edo," paparnya.

Setelah berkeliling di sekitar Simalingkar dan mencari di warnet-warnet, pelaku dan korban tak kunjung berhasil menemukan Edo, akhirnya korban dibawa ke sekitar Jalan Gajah Mada dan selanjutnya ke sekitar Kampus Universitas Sumatera Utara. Tak terhitung lagi berapa pukulan dan ancaman yang diterima oleh korban yang terbilang masih belia ini.

Mulai Senin hingga Selasa korban terus disiksa dan dianiaya di sekitar Kampus USU. Korban berkeras tidak mengetahui keberadaan Edo dan tak mengetahui tentang aksi pencurian sepeda motor tersebut, korban tetap bertahan mengatakan jika dirinya tak mengetahui apa-apa. Hingga akhirnya salah seorang pelaku mengarahkan sebilah parang ke leher korban dan mengatakan akan memotong korban hingga tujuh bagian. "Nangis-nangis aku di situ karena takut," kata korban.

Akhirnya pelaku mengantar korban ke sekitar Jalan Ayahanda dengan kondisi menahan sakit dan kelelahan. Dia langsung menceritakan peristiwa tersebut kepada pamannya yang saat itu sedang berada di rumah.

Menanggapi peristiwa itu, Kepala Polsek Medan Baru Kompol Budi Hendrawan saat di konfirmasi mengatakan masih melakukan pengembangan atas aksi penculikan yang dilakukan oleh pria bersenpi tersebut. "Masih kita selidiki, laporan korban sudah kita terima. Selanjutnya akan kita proses. Untuk sekarang kita belum bisa pastikan apakah pelaku anggota kepolisian atau bukan, Bisa saja senjata api tersebut mainan. Sabar dulu," katanya. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com