Ngelmu Srawung Lereng Merapi

SEMARANG, KOMPAS.com - Ngelmu srawung atau ilmu bergaul menjadi jurus ampuh bukan untuk menjatuhkan lawan melainkan membangun relasi bagi seorang rohaniawan Katolik yang akrab disapa Romo V Kirjito. Ilmunya kini terangkum dalam sebuah buku yang berjudul Tapak Romo Kir.

Bertempat di sebuah kedai Kopi Deholic, Pleburan, Kota Semarang, Jawa Tengah, buku ini dibedah dengan diskusi bersama Romo V Kirjito dan Dr Abdul Jalil, Dosen Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Kudus, Selasa (7/8/2012). Buku ini muncul dengan latar belakang kehidupan warga agraris lereng Merapi yang pernah termuat di media massa dalam kurun waktu 2001-2009.

"Ini sebenarnya bentuk dokumentasi yang merekam segala persoalan di lereng Gunung Merapi," kata Romo Kirjito.

Menurut Romo Kirjito, peran media sangat besar terhadap perubahan yang terjadi di kawasan tersebut seperti penambangan pasir, persoalan kerukunan beragama hingga masalah politik. Dr Jalil menanggapi forum diskusi ini menjadi sangat penting dalam mengurai persoalan bangsa, seperti masalah kerukunan umat beragama di Indonesia.

"Kalau kita membicarakan Merapi pasti ada kaitannya dengan soal spiritualitas dan budaya warganya," ungkap Jalil.

Buku ini juga mendokumentasikan relasi lintas iman yang terbangun harmonis di lereng Gunung Merapi yang selalu menawarkan kesejukan. Budaya menjadi medium paling mudah diterjemahkan oleh warga setempat dalam membangun keterikatan satu sama lain.