Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mereka Terganjal Biaya Masuk ke PTN

Kompas.com - 06/08/2012, 02:34 WIB

Andy riza hidayat

Tanpa banyak ingar- bingar, tujuh siswa Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat Bina Insan Mandiri Kota Depok lolos seleksi masuk perguruan tinggi negeri. Mereka menjawab segala keterbatasan dengan rasa syukur dan hasil yang maksimal.

Tujuh siswa yang mampu menembus perguruan tinggi negeri (PTN) itu adalah Alfis Syahrin (Jurusan Pendidikan Luar Biasa Universitas Negeri Jakarta/UNJ), Andika Ramadhan Febriansyah (Jurusan Sejarah UNJ), Bagus Pangke (Jurusan Pendidikan Luar Biasa UNJ), Dwi Wulansari (Jurusan Sastra Indonesia UNJ), Mohamad Irvan (Jurusan Sejarah Universitas Diponegoro), Muhammad Muar (Jurusan Manajemen Universitas Jenderal Soedirman), dan Prayudo (Jurusan Pendidikan Luar Biasa UNJ). Sebagian dari mereka adalah pengamen terminal, mantan buruh bangunan, anak sopir angkot, anak sopir taksi, dan anak tukang cuci pakaian.

Beratnya kondisi ekonomi keluarga memaksa mereka bersekolah gratis di Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) Bina Insan Mandiri, yang biasa disebut ”Sekolah Master” (masjid terminal). Namun, di antara rasa bahagia itu terselip kegalauan. Tujuh calon mahasiswa PTN itu kini terganjal biaya kuliah.

Mencari keringanan

Minggu (5/8) siang itu, Irvan sedang buru-buru ke Semarang menggunakan kereta api. ”Saya akan mengurus keringanan biaya masuk kuliah. Saya tidak sanggup membayar Rp 16 juta. Orangtua sudah angkat tangan. Saya sedang mencari solusinya,” kata anak sopir taksi itu.

Jangankan membayar biaya kuliah, melanjutkan belajar ke SMA saja orangtuanya sempat melarang. Mereka sudah tidak sanggup membiayai. Karena itu, dia memilih Sekolah Master.

”Mendengar kabar lolos seleksi, orangtua saya senang. Namun, setelah mendengar biaya yang harus dibayar, mereka menyarankan tidak mengambilnya. Maaf, saya harus buru-buru, doakan ada jalan keluar,” katanya.

Seorang temannya menyarankan menemui Badan Eksekutif Mahasiswa di Universitas Diponegoro untuk meminta keringanan biaya pendaftaran. Meski kecil harapan itu, Irvan tetap yakin masih ada peluang terbaik baginya.

Nasib serupa dialami enam siswa PKBM Bina Insan Mandiri yang lolos seleksi. Mereka tengah berusaha menyelesaikan masalah biaya. Upaya yang sama juga dilakukan pengelola sekolah yang berusaha menghubungi para donatur sekolah dan simpatisan untuk bisa menyisihkan dermanya.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com