Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Selongsong Peluru Tajam Ditemukan di Ogan Ilir

Kompas.com - 31/07/2012, 20:52 WIB
Dian Maharani

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Selongsong peluru tajam ditemukan di lokasi bentrok warga dan polisi di Ogan Ilir. Hal tersebut didapatkan polisi berdasarkan informasi dari warga setempat.

"Iya, kita juga menemukan itu (selongsong peluru tajam). Kita juga melakukan pemeriksaan laboratorium dan sekarang sedang diproses. Ada beberapa selongsong peluru," kata Kepala Divisi Humas Polri Irjen Pol Anang Iskandar, di Mabes Polri, Selasa (31/7/2012).

Sebelumnya, ada dugaan, peluru yang menembus kepala Angga bin Dharmawan (12) hingga tewas pada bentrok Jumat (27/7/2012), adalah peluru tajam. Namun Polri membantah hal tersebut karena anggotanya menggunakan peluru karet, juga tembakan peluru hampa.

Selongsong tersebut pun masih diselidiki karena selongsong peluru tajam dan hampa sama. Namun belum dilakukan uji balistik.

"Kita harus buktikan dulu karena selongsong ini bisa juga dari peluru hampa dan juga peluru tajam. Nanti hasil pemeriksaan akan jelas kalau sudah dilakukan pemeriksaan laboratorium," terang Anang.

Hingga kini, Anang mengaku polisi belum temukan proyektil peluru yang menewaskan Angga. Pada bentrok tersebut, Polri telah memeriksa 120 anggotanya yang saat itu berada di lokasi.

Juga melakukan olah TKP untuk mencari tersangka kasus tersebut. Seperti diberitakan sebelumnya, Angga Bin Dharmawan (12) tewas tertembak di bagian telinga saat terjadi bentrok antara warga dan polisi di Desa Limbang Jaya I dan II, Kecamatan Tanjung Batu, Kabupaten Ogan Ilir, Sumatera Selatan.

Empat warga lainnya luka terkena tembakan dalam konflik berlatar belakang konflik lahan PT Perkebunan Nusantara VII Cinta Manis. Bentrokan terjadi di Desa Limbang Jaya II, Jumat (27/7/2012) sekitar pukul 15.00 WIB.

Saat itu, iring-iringan kendaraan Brimob yang berisi sekitar 100 personel memasuki Desa Tanjung Pinang I dan II serta Limbang Jaya I dan II. Sejak bentrokan masalah sengketa lahan PTPN VII Cinta Manis, polisi telah dua kali memasuki desa itu.

Warga merasa terintimidasi oleh kehadiran polisi bersenjata yang memasuki desa. Sikap Kepolisian itu menimbulkan antipati warga yang memicu penyerangan terhadap iring-iringan kendaraan Brimob.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com