Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Membangun Komunikasi

Kompas.com - 31/07/2012, 02:36 WIB

Andai terwujud papan elektronik petunjuk kondisi riil Pelabuhan Merak di Tol Tangerang-Merak, tentu banyak pihak akan terbantu. Informasi tersebut bukan sekadar mengefisiensikan waktu tunggu penyeberangan, melainkan juga bisa membantu menghemat konsumsi bahan bakar dan uang konsumsi awak kendaraan. Penyeberangan yang lancar dapat mengakselerasi ekonomi Jawa dan Sumatera.

Setidaknya bagi operator tol PT Marga Mandala Sakti, berkurangnya antrean sangat membantu menjaga kondisi tol Tangerang-Merak. Truk yang parkir di bahu atau di jalan tol saja dapat meretakkan aspal sehingga air masuk dan menghancurkan lajur utama.

Merak memberi kita pelajaran soal matinya komunikasi di negeri ini. Kita kini hidup di abad komunikasi dengan telepon pintar di genggaman. Namun di Indonesia, faktanya teknologi informatika belum memudahkan hidup. Tidak heran, bila laksana keledai kita terus terjatuh pada peristiwa menyedihkan yang sama, yakni terus mengulang kemacetan di Merak.

Ada warta baik. Dalam pertemuan yang diadakan Kementerian Perhubungan awal bulan Juli ini, para pemangku kepentingan di pelabuhan bersepakat. PT Angkutan Sungai, Danau, dan Penyeberangan (ASDP), Organisasi Pengusaha Nasional Angkutan Bermotor di Jalan (Organda), dan para pengusaha feri akan mencoba berbicara dalam satu bahasa. Komunikasi akan diintensifkan.

Kembali diinstruksikan pengaktifan kamera pemantau milik ASDP di Merak, lalu dibuatkan jaringan sistem informasi. Sehingga nantinya diharapkan kondisi di Merak dapat diinformasikan riil ke transporter, dengan bantuan Organda.

Yang mengejutkan, ternyata selama ini operator pelabuhan tidak memahami para penyeberang pelanggan mereka. Dengan demikian, Institut Teknologi Bandung digandeng untuk menggelar survei profil konsumen. Bila pelanggan sudah bisa diidentifikasi, tidak tertutup kemungkinan informasi dapat langsung disampaikan kepada mereka.

Berbekal data dan kemampuan berkomunikasi diharapkan volume penyeberang di Merak-Bakauheni tersebar. Terlebih, kita pahami bersama betapa kepadatan di penyeberangan utama di Indonesia itu hanya terjadi pada akhir pekan.

Dampak dari penyebaran volume penyeberang tentu saja mendorong optimalisasi penggunaan dermaga dan kapal feri. Distribusi pendapatan juga mungkin terjadi bagi pengusaha feri. Di sisi lain, memungkinkan pengurangan tarif penyeberangan sebagai insentif di dalam memanfaatkan ”hari-hari sepi” penyeberangan. Akhirnya, semua pihak diuntungkan.

Hal penting lainnya adalah setelah terjadi optimalisasi penggunaan dermaga, maka dapat dihitung potensi dan kemampuan sesungguhnya dari lintas penyeberangan Merak-Bakauheni. Siapa tahu ternyata Merak-Bakauheni masih memungkinkan untuk melayani trafik penyeberangan hingga 10 tahun mendatang.

Siapa tahu dengan hanya menambah dua pasang dermaga dan beberapa kapal feri, Merak-Bakauheni mampu melayani perekonomian Jawa-Sumatera hingga 50 tahun ke depan. Terlebih kini logistik antarpelabuhan di sebagian Jawa dan Sumatera terus diefisienkan di tangan PT Pelindo II (persero).

Selama ini jangan-jangan kita juga terjebak dalam pembicaraan infrastruktur fisik. Padahal, sentuhan dengan upaya fisik terkait pembangunan soft infrastructure dapat mengoptimalkan infrastruktur pelabuhan. (HARYO DAMARDONO)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com