Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Imparsial: Seharusnya Brimob Tidak Diturunkan di Ogan Ilir

Kompas.com - 30/07/2012, 15:52 WIB
Aditya Revianur

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Imparsial menilai kepolisian telah salah langkah ketika menerjunkan Brimob untuk menyelesaikan konflik agraria di Ogan Ilir, Jumat (27/7/2012). Kepolisian seharusnya menurunkan Reskrim bukan Brimob karena satuan tersebut sama halnya dengan militer dalam tubuh polisi.

"Harusnya kepolisian cukup turunkan Reskrim, bukan Brimob. Brimob itu, kan, sama dengan militernya kepolisian. Makanya mereka hadapi sasaran dengan langsung main tembak. Ya, jadinya warga yang jadi korban," ujar Direktur Eksekutif Imparsial, Poenky Indarti, di Jakarta, Senin (30/7/2012).

Menurut dia, Brimob disiapkan untuk menghadapi musuh negara.  "Apakah para petani dan rakyat sipil yang memperjuangkan haknya itu musuh negara?" tanyanya.

Selain itu, kata dia, pasukan Brimob juga dinilainya telah melanggar prosedur tetap (protap) dengan cara menembak sasaran di bagian organ vital seperti kepala yang dapat langsung mematikan sasaran.

Secara terpisah, polisi membantah Angga tewas karena tertembak. Kepala Bagian Penerangan Umum Polri Komisaris Besar Agus Rianto, Senin, menyatakan, hingga kini polisi belum menemukan proyektil peluru di tubuh Angga.  Polisi belum dapat memastikan apakah Angga tewas terkena peluru karet anggota Brimob saat itu.

Selanjutnya, Poenky menegaskan, pendekatan keamanan secara represif dengan senjata api merupakan prosedur yang salah dalam penyelesaian konflik. Seharusnya, pendekatan yang digunakan adalah pendekatan persuasif dan tanpa senjata api.

"Penggunaan sejata api jelas salah. Seharusnya polisi dapat bertindak dengan jalan mengakomodasi berbagai pihak untuk berdialog. Yang namanya pengayom dan pelayan masyarakat seperti Polri, kok, malah menembaki rakyat sipil, ini, kan, aneh," tambahnya.

Seperti diberitakan, bentrokan antara aparat keamanan dan penduduk Desa Limbang Jaya, Kabupaten Ogan Ilir, Sumatera Selatan, terjadi pada Jumat (27/7/2012). Bentrokan ini merupakan buntut dari konflik panjang yang terjadi di kawasan itu antara masyarakat sekitar dan PTPN VII Cinta Manis.

Saat itu, 120 anggota pasukan Brimob memasuki Desa Limbang Jaya guna menyisir dan mencari pelaku pencurian 127 ton pupuk milik pabrik Gula Cinta Manis yang dikelola PT Perkebunan Nusantara (PTPN) VII. Sebelum sampai di Desa Limbang Jaya, aparat keamanan telah menyisir empat desa lainnya dan menangkap lima warga di keempat desa itu. Aparat keamanan baru memasuki Desa Limbang Jaya Jumat sore, dengan iring-iringan truk.

Melihat iring-iringan truk aparat keamanan itu, warga rama-ramai menghadang. Pejabat Sementara Kepala Bidang Humas Polda Sumsel Djarod Padakova menjelaskan, pasukan polisi menembak karena membela diri dari serangan warga. Seusai bentrokan, Angga ditemukan tewas denga luka di kepala.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Prabowo Minta Pendukung Tak Gelar Aksi saat MK Bacakan Putusan Sengketa Pilpres 2024

Prabowo Minta Pendukung Tak Gelar Aksi saat MK Bacakan Putusan Sengketa Pilpres 2024

Nasional
Demokrat Sampaikan Kriteria Kadernya yang Bakal Masuk Kabinet Mendatang

Demokrat Sampaikan Kriteria Kadernya yang Bakal Masuk Kabinet Mendatang

Nasional
Antam Fokus Eksplorasi 3 Komoditas, Pengeluaran Preliminary Unaudited  Capai Rp 17,43 Miliar

Antam Fokus Eksplorasi 3 Komoditas, Pengeluaran Preliminary Unaudited Capai Rp 17,43 Miliar

Nasional
KPK Akan Panggil Kembali Gus Muhdlor sebagai Tersangka Pekan Depan

KPK Akan Panggil Kembali Gus Muhdlor sebagai Tersangka Pekan Depan

Nasional
Gibran Dikabarkan Ada di Jakarta Hari Ini, TKN: Agenda Pribadi

Gibran Dikabarkan Ada di Jakarta Hari Ini, TKN: Agenda Pribadi

Nasional
Unjuk Rasa di Patung Kuda Diwarnai Lempar Batu, TKN Minta Pendukung Patuhi Imbauan Prabowo

Unjuk Rasa di Patung Kuda Diwarnai Lempar Batu, TKN Minta Pendukung Patuhi Imbauan Prabowo

Nasional
Pemerintahan Baru Indonesia dan Harapan Perdamaian Rusia-Ukraina

Pemerintahan Baru Indonesia dan Harapan Perdamaian Rusia-Ukraina

Nasional
Prabowo Terima Kunjungan Eks PM Inggris Tony Blair di Kemenhan, Ini yang Dibahas

Prabowo Terima Kunjungan Eks PM Inggris Tony Blair di Kemenhan, Ini yang Dibahas

Nasional
KPK Sebut Surat Sakit Gus Muhdlor Ganjil: Agak Lain Suratnya, Sembuhnya Kapan Kita Enggak Tahu

KPK Sebut Surat Sakit Gus Muhdlor Ganjil: Agak Lain Suratnya, Sembuhnya Kapan Kita Enggak Tahu

Nasional
Panglima AL Malaysia Datang ke Indonesia, Akan Ikut Memperingati 3 Tahun KRI Nanggala

Panglima AL Malaysia Datang ke Indonesia, Akan Ikut Memperingati 3 Tahun KRI Nanggala

Nasional
Beralasan Sakit, Gus Muhdlor Tak Penuhi Panggilan KPK

Beralasan Sakit, Gus Muhdlor Tak Penuhi Panggilan KPK

Nasional
Minta MK Urai Persoalan pada Pilpres 2024, Sukidi: Seperti Disuarakan Megawati

Minta MK Urai Persoalan pada Pilpres 2024, Sukidi: Seperti Disuarakan Megawati

Nasional
PPATK Bakal Tindaklanjuti Informasi Jokowi soal Indikasi Pencucian Uang lewat Aset Kripto Rp 139 Triliun

PPATK Bakal Tindaklanjuti Informasi Jokowi soal Indikasi Pencucian Uang lewat Aset Kripto Rp 139 Triliun

Nasional
Latihan Operasi Laut Gabungan 2024, Koarmada I Siapkan KRI Halasan untuk Tembak Rudal Exocet

Latihan Operasi Laut Gabungan 2024, Koarmada I Siapkan KRI Halasan untuk Tembak Rudal Exocet

Nasional
Yusril: Tak Ada Bukti Kuat Kubu Prabowo-Gibran Curang di Pilpres 2024

Yusril: Tak Ada Bukti Kuat Kubu Prabowo-Gibran Curang di Pilpres 2024

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com