Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

IPW Desak Petinggi Polri yang Terlibat Bentrok Diperiksa

Kompas.com - 30/07/2012, 13:53 WIB
Robertus Belarminus

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Insiden bentrok antara Satuan Brimob Kepolisian Republik Indonesia dengan warga sekitar PT Perkebunan Nusantara VII Cinta Manis, Ogan Ilir, Sumatera Selatan pada Jumat (27/7/2012) lalu, menambah daftar kasus bentrokan yang terjadi, antara aparat bersenjata dengan masyarakat.

Sebelumnya, aparat bersenjata juga pernah terlibat bentrok dengan masyarakat, yakni pada kasus Mesuji dan insiden bentrokan di Bima, Nusa Tenggara Barat. Ini tentu sesuatu yang bertolak belakang, bahwa polisi seharusnya melindungi dan mengayomi masyarakat. Apalagi dengan kasus bentrokan dengan masyarakat yang kembali terjadi ini, aparat kepolisian seolah tidak belajar dari pengalaman sebelumnya.

Menanggapi hal itu, Ketua Presidium IPW, Neta S Pane, yang dihubungi Kompas.com, menyayangkan terjadinya penyerbuan tersebut. Pihaknya mendesak agar petinggi polisi di Sumatera Selatan yang terlibat dalam insiden itu agar segera diperiksa.

"Sekarang ini ada sepuluh polisi kelas bawah yang diperiksa. Ini jelas aneh. Sebab mereka turun ke Desa Limbang Jaya dari perintah atasannya. Untuk itu lima perwira atasan mereka juga harus diperiksa. Kapolda Sumsel, Direktur Operasi, Kasat Brimob Sumsel, Kapolres Ogan Ilir, serta perwira pemimpin penyerbuannya," kata Neta, Senin (30/7/2012).

Neta melihat ada lima hal keganjilan dari insiden itu. Secara detail Neta menjelaskan, lima hal tersebut. Pertama, benarkah telah terjadi pencurian pupuk milik PT Perkebunan Nusantara VII Cinta Manis. "Inikan polisi sedang mencari pelaku pencurian pupuk sebanyak 127 ton. Itu bukan jumlah yang sedikit. PT PN kan punya satpam, harus diselidiki apa benar warga mencuri sebanyak itu," ujar Neta.

Kedua, sambung Neta, yakni mempertanyakan mengenai keterlibatan Brimob dalam mencari pelaku pencurian pupuk. Ia melihat keanehan karena hal itu seharusnya dilakukan oleh Reserse, bukan oleh Brimob bersenjata.

Ketiga, IPW menilai apa yang terjadi di Limbang Jaya, Kecamatan Tanjung Batu, Kabupaten Ogan Ilir, Sumatera Selatan itu adalah bentuk penyerbuan. Jika benar polisi mencari pelaku pencuria pupuk, seharusnya melalui pendekatan kepada tokoh-tokoh masyarakat agar membantu menyerahkan pelaku pencurian pupuk.

Keempat, kasus ini bermula saat puluhan truk yang mengangkut ratusan Brimob bersenjata lengkap melintas di Limbang Jaya. Neta mempertanyakan siapa yang memerintahkan operasi tersebut. Menurut dia, sangat mustahil kelima perwira kepolisian, yakni Kapolda Sumsel, Direktur Operasi, Kasat Brimob Sumsel, Kapolres Ogan Ilir dan perwira pemimpin penyerbuan tidak terlibat. Tetapi yang diperiksa adalah sepuluh perwira polisi bawahan.

Kelima, terkait operasi itu, perlu diselidiki, apakah ada pembiayaan dalam operasi itu. Sehingga menurut Neta, para pejabat PT PN yang memberi bantuan harus diperiksa. "Apa pihak PT PN membantu dana operasinya ke polisi? Kalau ada, para pejabat PT PN yang memberi bantuan juga harus diperiksa," kata Neta S Pane.

Seperti diberitakan sebelumnya, bentrokan antara Brimob dan masyarakat sekitar PT Perkebunan Nusantara VII Cinta Manis, Ogan Ilir, pecah pada Jumat (27/7/2012) lalu. Akibatnya, seorang anak kecil, Angga Bin Dharmawan (12) tewas tertembak saat terjadi bentrokan. Empat warga lainnya pun mengalami luka terkena tembakan dalam konflik berlatar belakang konflik lahan PT Perkebunan Nusantara VII Cinta Manis. Saat ini tengah dilakukan investigasi dari bentrokan antara aparat Brimob dan warga tersebut.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Idrus Marham Sebut Jokowi-Gibran ke Golkar Tinggal Tunggu Peresmian

    Idrus Marham Sebut Jokowi-Gibran ke Golkar Tinggal Tunggu Peresmian

    Nasional
    Logo dan Tema Hardiknas 2024

    Logo dan Tema Hardiknas 2024

    Nasional
    Nasdem Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran, Nasib Koalisi Perubahan di Ujung Tanduk

    Nasdem Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran, Nasib Koalisi Perubahan di Ujung Tanduk

    Nasional
    PKS Undang Prabowo ke Markasnya, Siap Beri Karpet Merah

    PKS Undang Prabowo ke Markasnya, Siap Beri Karpet Merah

    Nasional
    Selain Nasdem, PKB Juga Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran

    Selain Nasdem, PKB Juga Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran

    Nasional
    BRIN Bahas Pengembangan Satelit untuk Waspadai Permasalahan Keamanan Antariksa

    BRIN Bahas Pengembangan Satelit untuk Waspadai Permasalahan Keamanan Antariksa

    Nasional
    Nasdem dukung Prabowo-Gibran, Golkar Tak Khawatir Jatah Menteri Berkurang

    Nasdem dukung Prabowo-Gibran, Golkar Tak Khawatir Jatah Menteri Berkurang

    Nasional
    GASPOL! Hari Ini: Hasto Kristiyanto dan Hadirnya Negara Kekuasaan

    GASPOL! Hari Ini: Hasto Kristiyanto dan Hadirnya Negara Kekuasaan

    Nasional
    Kumpulkan 777 Komandan Satuan, KSAD: Jangan Hanya 'Copy Paste', Harus Bisa Berinovasi

    Kumpulkan 777 Komandan Satuan, KSAD: Jangan Hanya "Copy Paste", Harus Bisa Berinovasi

    Nasional
    Bertemu Pratikno, Ketua Komisi II DPR Sempat Bahas Penyempurnaan Sistem Politik

    Bertemu Pratikno, Ketua Komisi II DPR Sempat Bahas Penyempurnaan Sistem Politik

    Nasional
    Waketum Nasdem Mengaku Dapat Respons Positif Prabowo soal Rencana Maju Pilkada Sulteng

    Waketum Nasdem Mengaku Dapat Respons Positif Prabowo soal Rencana Maju Pilkada Sulteng

    Nasional
    Bertemu Komandan Jenderal Angkatan Darat AS, Panglima TNI Ingin Hindari Ketegangan Kawasan

    Bertemu Komandan Jenderal Angkatan Darat AS, Panglima TNI Ingin Hindari Ketegangan Kawasan

    Nasional
    5.791 Personel Polri Dikerahkan Amankan World Water Forum Ke-10 di Bali

    5.791 Personel Polri Dikerahkan Amankan World Water Forum Ke-10 di Bali

    Nasional
    Golkar Buka Suara soal Atalia Praratya Mundur dari Bursa Calon Walkot Bandung

    Golkar Buka Suara soal Atalia Praratya Mundur dari Bursa Calon Walkot Bandung

    Nasional
    Komisi II DPR Ungkap Kemungkinan Kaji Pembentukan UU Lembaga Kepresidenan

    Komisi II DPR Ungkap Kemungkinan Kaji Pembentukan UU Lembaga Kepresidenan

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com