Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pembangunan PLTU Terkendala Pembebasan Lahan

Kompas.com - 28/07/2012, 17:41 WIB
Erwin Edhi Prasetyo

Penulis

MERAUKE, KOMPAS.com — Rencana pembangunan pembangkit listrik tenaga uap di Merauke, Papua, terkendala pembebasan lahan. Akibatnya, PLTU yang seharusnya paling lambat sudah dibangun tahun 2012 itu hingga kini belum jelas kapan akan dimulai pembangunannya.

Manajer PT PLN (Persero) Area Merauke Aris Edi Susangkiyono di Merauke, Jumat (27/7/2012), menuturkan, PT PLN telah menetapkan lokasi pembangungan pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) di daerah Gudang Arang, Merauke. Daerah yang berada di dekat Sungai Maro itu dipilih agar memudahkan pengiriman batubara untuk bahan bakar PLTU itu.

Akan tetapi, rencana pembangunan PLTU kini terkendala mahalnya harga tanah. PLN membutuhkan tanah seluas 11 hektar untuk kompleks PLTU itu. "Harga pasar tanah di lokasi itu sekitar Rp 40.000-50.000 per meter persegi. Namun, permintaan dari pemilik lahan Rp 90.000 per meter persegi," katanya.

Aris menuturkan, PLN telah menyiapkan site plan pembangunan PLTU Merauke skala kecil berkapasitas daya 2 x 7 megawatt (MW). Pihak PT PLN juga telah mengundang investor swasta untuk membangun PLTU itu. Sejauh ini, sudah ada tiga investor yang berminat. Mereka, ujar Aris, telah berpengalaman membangun dan mengoperasikan PLTU batubara di daerah lain.

Dalam proyek PLTU ini, PLN hanya membebaskan atau membeli tanah, sedangkan pembangunan dan pengoperasian PLTU diserahkan kepada pihak investor. PLN selanjutnya membeli listrik yang dihasilkan PLTU tersebut.

Aris berharap Pemerintah Kabupaten Merauke dapat memediasi pembebasan lahan yang dibutuhkan PLN. Ini untuk mempercepat pembangunan PLTU guna penyediaan energi listrik di Merauke. "Pertumbuhan kebutuhkan listrik rumah tangga dan bisnis di Merauke 9-10 persen per tahun," ujarnya.

Menurut Aris, bila PLTU sudah dibangun, PLN juga dapat menghemat biaya operasional pembelian bahan bakar minyak solar. Selama ini, PLN Merauke menghabiskan sekitar 30.000-40.000 liter solar per hari untuk mengoperasikan genset diesel pembangkit listrik di Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD) Kelapa Lima.

Dengan bahan bakar solar, biaya yang dikeluarkan mencapai Rp 3.000 per kWh. Sementara bila PLTU batubara telah dioperasikan, diperkirakan biaya bisa ditekan menjadi sekitar Rp 1.200- Rp 1.300 per kWh.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com