Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bupati Malang Amati Pembangkit Listrik Tenaga Hampa

Kompas.com - 26/07/2012, 19:47 WIB
Doddy Wisnu Pribadi

Penulis

MALANG, KOMPAS.com - Bupati Malang Rendra Kresna menyatakan kekagumannya pada karya Slamet Haryanto, warga Desa Ngroto, Kecamatan Pujon, Kabupaten Malang yang diberitakan berhasil menciptakan, membangun,  bahkan menjual generator pembangkit listrik swadaya yang disebut Pembangkit Listrik Tenaga Hampa (PLTMH).

Meski belum ada kejelasan tentang kepastian dasar teknologi yang digunakan, Bupati Malang memutuskan membeli satu unit PLTMH untuk tujuan pameran dan berjanji membantu memperjuangkan hak paten temuannya.

Kunjungan Bupati Rendra Kresna didampingi Kepala Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Budi Iswoyo hari Rabu (25/7/2012) di rumah Slamet mengamati sendiri generator di dalam rumah Slamet yang sederhana dengan dinding bambu. Slamet berlatar belakang tukang servis dinamo listrik. Kepada wartawan dan tamu-tamu yang datang, ia keberatan menjelaskan rincian mekanisme bekerjanya generator, kecuali dengan mengatakan bahwa ia sudah melakukan penelitian sejak 1997.

Latar belakang pendidikan Slamet hanya lulusan SD, namun ia mengaku sudah memproduksi pembangkit listriik yang disebut bertenaga hampa itu hingga ratusan buah dan sudah menjual, terutama ke luar Jawa. Satu unit generator berupa kotak berukuran 1 x 1 x 1 meter dijelaskannya bisa memproduksi listrik 2.000 watt. Bentuk fisiknya di bagian atas serupa pembangkit listrik tenaga matahari, namun dijelaskannya sumber tenaganya berasal dari karbon monoksida yang berasal dari arang batok kelapa yang ditempelkan pada panel sel surya.

Tanpa sumber tenaga apapun, tanpa panas matahari, tanpa suara, tanpa tenaga alam mekanik, alat itu bisa memproduksi listrik. Listrik lalu disalurkan pada kapasitor ukuran besar, sebelum disalurkan ke peralatan rumah tangga pengkonsumsi listrik. Biaya pembuatannya Rp 4 5 juta per unit . Bupati Malang Rendra Kresna menyampaikan penghargaannya atas kerja keras Slamet, dan berharap bisa membantu Slamet lebih banyak.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com