Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perburuan Liar Ancam TN Wasur

Kompas.com - 26/07/2012, 08:44 WIB
Erwin Edhi Prasetyo

Penulis

MERAUKE, KOMPAS.com -- Taman Nasional Wasur, Merauke, Papua, terus mengalami tekanan perburuan liar yang kuat. Hal ini semakin mengancam populasi satwa yang dilindungi, seperti kanguru dan rusa.

Kepala Balai Taman Nasional (TN) Wasur Dadang Suganda mengemukakan, gangguan terbesar terhadap populasi satwa-satwa yang dilindungi dalam TN wasur adalah perburuan liar. "Terjadi tekanan perburuan yang kuat," ujar Dadang, Kamis (26/7/2012) di Merauke.

Berdasarkan data Balai TN Wasur, populasi rusa (Cervus timorensis) pada tahun 1992, populasi rusa rata-rata 12 ekor per ha. Pada 2011, dari survei di area seluas 2.000 ha di kawasan tekanan tinggi perburuan, yakni di antaranya area kanan dan kiri jalan Trans Papua, hanya ditemukan 10 ekor rusa. Kepadatan populasi tercatat 0,005 ekor per ha. Di kawasan TN Wasur seluas 413.810 ha, populasi total rusa diperkirakan tinggal 2.069 ekor.

Adapun populasi kanguru, pada 2007 tercatat 1 ekor per ha. Pada 2010, dari survei di daerah savana dan hutan monsoon, populasinya bertahan 1 ekor per ha. Namun, pada 2011 berdasarkan survei di lahan 2.000 ha di daerah tekanan tinggi perburuan di antaranya area kanan dan kiri jalan Trans Papua, ditemukan ada 60 ekor kanguru. Kepadatan populasinya hanya 0,03 ekor per ha. Diperkirakan populasi total kanguru di TN Wasur 12.517 ekor.

Perburuan liar umumnya dilakukan orang dari luar kawasan TN Wasur. Balai TN Wasur kesulitan menghentikan perburuan liar, karena kawasan itu relatif terbuka dan terbatasnya polisi hutan.

Pihak Balai TN Wasur selama ini hanya membolehkan perburuan secara tradisional oleh masyarakat adat yang tinggal di dalam kawasan TN Wasur. "Kalau perburuan yang dilakukan masyarakat adat dengan tata cara tradisional saya tidak khawatir kanguru dan rusa akan punah," kata Dadang.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com