SEMARANG, KOMPAS.com — Peneliti pertanian tropis dari Grobogan, Adi Widjaja, menyayangkan krisis kedelai yang terus berulang di Tanah Air. Kondisi ini sebenarnya tidak perlu terjadi jika pemerintah serius menangani pertanian kedelai di daerah.
Soal potensi produksi, menurut Adi, Indonesia sebenarnya tidak kalah dengan negara luar. Ia mencontohkan, Kabupaten Grobogan selama bertahun-tahun memproduksi kedelai lokal, bahkan petani kedelai di Desa Panunggalan, Kecamatan Pulokulon, mampu mencapai produktivitas 3,4 ton hingga 4 ton per hektar.
"Agar situasi ini tidak berlangsung terus, kalau pemerintah ada niat dalam tiga bulan ini seharusnya ada gerakan tanam kedelai. Masalahnya, pemerintah mau enggak," ujarnya saat berkunjung ke Kompas Jateng di Semarang, Rabu (27/7/2012).
Adi menegaskan, pemerintah seharusnya memberi dukungan terhadap pertanian kedelai lokal seperti yang dikembangkan di Grobogan. Apalagi kedelai lokal varietas Grobogan sudah diakui keunggulannya oleh pemerintah.
Namun, sayangnya hingga saat ini komoditas tersebut, termasuk teknologi penanaman, tidak pernah disosialisasikan pemerintah ke daerah-daerah lain sehingga kedelai dari Grobogan hanya berkembang di Grobogan dan beberapa daerah di Jateng.
"Jadi sebenarnya kalau pemerintah mau berniat mengembangkan kedelai, sebenarnya kita bisa sehingga tidak bergantung pada kedelai impor," papar Adi.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.